Ahli Jelaskan 3 Tantangan Kenapa Cakupan Vaksinasi Booster Baru 26 Persen

Anna Maria Anggita - Kamis, 15 September 2022
Tantangan cakupan vaksinasi booster yang masih rendah
Tantangan cakupan vaksinasi booster yang masih rendah SDI Productions

Parapuan.co - Vaksinasi booster harus diterima oleh masyarakat secara merata, tentunya agar daya tahan tubuh meningkat.

Pasalnya, berdasarkan data berdasarkan data Kementerian Kesehatan sasaran vaksinasi nasional ditargetkan sebesar 234.666.020 juta penduduk.

Namun, masyarakat yang telah melakukan vaksinasi booster baru mencapai 26,46 persen atau sekitar 62.091.264 orang.

Data tersebut terpapar dalam webinar yang diadakan oleh AstraZeneca bertajuk "Pentingnya Vaksinasi Booster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit Covid-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian", Kamis (15/9/2022).

Dari data tersebut mengartikan bahwa sekitar 73 persen masyarakat belum melakukan vaksinasi booster.

Dokter spesialis pulmonologi dan pengobatan pernapasan (paru-paru) Dr. dr. Erlina Burhan, MSc., Sp.P.(K)., mengaku sangat menyayangkan cakupan vaksin booster yang masih rendah.

"Cakupan vaksinasi primer bagus sekali, tapi cakupan booster itu 26 persen," terang dr. Erlina.

Padahal menurut  dr. Erlina, seluruh dunia mengatakan kalau booster itu penting, namun tantangannya cakupannya rendah.

dr. Erlina mengungkap bahwa ada beberapa hal yang mungkin menjadi pemicu mengapa vaksinasi booster rendah, antara lain:

Baca Juga: Proteksi Setara Vaksin mRNA, Ini Cara Booster AztraZeneca Berikan Perlindungan terhadap Omicron

1. Masyarakat merasa kalau vaksinasi primer atau dua dosis awal itu sudah cukup untuk melindungi diri.

2. Masalah distribusi vaksinasi.

3. Sentra vaksinasi sekarang tidak meluas.

Sebab, menurut dr. Erlina dulu tempat untuk menerima vaksinasi ada di mana-mana, tak hanya di rumah sakit, misalnya di pusat perbelanjaan.

Terlepas dari tantangan tersebut, memang masyarakat Indonesia wajib menerima vaksin booster.

Pasalnya dalam studi Real World terkait vaksinasi booster yang dijalankan oleh dr. Erlina dan para peneliti lainnya vaksinasi booster sangat efektif melindungi diri dari penyakit parah dan kematian pada lansia dan populasi umum.

"Efektivitas vaksin 87,4 persen untuk kelompok lansia atau di atas 60 tahun," terang dr. Erlina.

Sementara itu, efektivitas vaksin booster pada masyarakat umum mencapai 84,2 persen.

"Tiga dosis vaksin saat ini memberikan perlindungan yang setara terhadap penyakit parah dan kematian," tegas dr. Erlina.

Jika ingin menerima booster, Kawan Puan bisa memilih viral vector atau mRNA.

"Vaksinasi booster dengan viral vector memberikan perlindungan tinggi terhadap omicron, baik itu dengan viral Vector ataupun mRNA," pungkas dr. Erlina.

dr. Erlina menegaskan kedua jenis vaksin tersebut memberikan tingkat perlindungan yang tinggi sebagai booster baik disuntikan sebagai booster homolog atau heterolog dari jenis vaksin yang diterima.

Mengetahui bahwa booster efektif untuk melindungi tubuh, alangkah baiknya Kawan Puan segera mendapatkan suntikan dosis ketiga vaksinasi Covid-19 ya.

Baca Juga: BPOM Izinkan Penggunaan Vaksin Booster Pfizer untuk Anak Usia 16 – 18 Tahun

(*)

 



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja