Selain itu, ada juga pola makan. Misalnya dua jam sebelum beraktivitas fisik sudah tidak makan lagi, karena bila setelah makan langsung beraktivitas fisik maka akan menyebabkan sesak napas.
Lalu selanjutnya adalah Terukur, yang artinya benar-benar masuk ke dalam zona latihan.
Zona latihan bisa dilihat dari perhitungan denyut nadi yaitu 220 - umur x 60 - 80%.
Bila masih dalam tahap baru berolahraga, ketika masuk zona latihan maka harus didampingi oleh pelatih atau instruktur.
Terakhir adalah Teratur, artinya durasi latihan konsisten. Misalnya dalam seminggu ada 3 hingga 5 kali sesi latihan dengan baik dan benar.
“Setiap orang harus mempersiapkan diri untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari. Sama seperti seorang karyawan yang bisa berolahraga sepulang kerja, seorang ibu bisa mencari waktu olahraga di siang atau sore hari setelah kesibukannya selesai, yang pasti dalam kondisi tenang," terang drg. Kartini.
Olahraga juga bisa dengan kegiatan-kegiatan sederhana seperti meremas bola, atau jalan kaki dari stasiun saat ke kantor dengan kecepatan yang cukup kuat.
"Namun, kita perlu memperhatikan juga bahwa tidak semua orang memiliki kebutuhan yang sama, oleh sebab itu kita juga perlu mendapat arahan dari instruktur atau ahli,” tambahnya.
Menurut drg. Kartini, beraktivitas fisik bisa dilakukan sesuai dengan kesenangan dan kondisi atau kebutuhan tubuh.
Baca Juga: Poliester hingga Spandeks, Kenali Jenis Bahan yang Cocok untuk Baju Olahraga
Contohnya, seseorang dengan arthritis tidak boleh berolahraga yang jenisnya menaruh beban di kaki atau lutut seperti berlari.
Solusinya, mereka bisa berolahraga dengan sepeda statis atau berenang.
Ada banyak jenis olahraga yang bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Kebutuhan laki-laki dan perempuan juga berbeda, sehingga ada yang perlu dipertimbangkan untuk pemilihan jenis olahraga yaitu kondisi tingkat kebugaran dan kondisi individunya, lalu dilanjutkan dengan tipe olahraga mana yang direkomendasikan.
“Kesehatan tidak bisa dititipkan, kita harus menjaga kesehatan mulai dari diri sendiri, mulai dari yang sederhana, dan mulai dari sekarang. Bukan hanya dari segi olahraga saja, kita juga harus memperhatikan asupan makanan, serta lingkungan, dan kebersihan. Karena percuma saja kita berolahraga saja tapi lingkungannya tidak sehat, kita tetap bisa tertular penyakit.
"Jadi kita harus menjaga kesehatan yang dimulai dari diri kita sendiri agar kita senantiasa sehat, bugar, produktif, dan mempersiapkan diri kita menuju usia produktif yang aktif dan usia lansia yang SMART, (Sehat, Mandiri, Aktif, dan Produktif). Karena kalau sekarang kita masih muda tidak memelihara kesehatan, di masa tua nanti akan lebih berat,” pungkas drg. Kartini.
(*)