Parapuan.co - Kekerasan seksual bisa dialami siapa saja, tak peduli gender, usia, dan status ekonomi.
Kekerasan seksual juga dapat terjadi di mana pun, bahkan di lingkungan sekolah seperti yang dialami siswi SD di Medan belum lama ini.
Kasus pemerkosaan diduga dilakukan oleh kepala sekolah, dan orang tua korban sudah melapor ke pihak berwajib.
Sayangnya, mengutip dari Kompas.com, kepala sekolah melaporkan balik ibu siswi yang menjadi korban atas tuduhan pencemaran nama baik.
Padahal jika kekerasan seksual benar dilakukan, yang dilakukan oleh orang tua korban tersebut adalah melindungi putrinya.
Apa saja langkah yang bisa orang tua lakukan apabila anak menerima kekerasan seksual di lingkungan sekolah?
Berikut langkah-langkah yang dapat Kawan Puan lakukan sebagaimana dikutip dari lamothefirm.com!
1. Kumpulkan Bukti Sebanyak Mungkin
Apabila kamu mengetahui anak menjadi korban kekerasan seksual di lingkungan sekolah, segeralah mencari bukti sebanyak mungkin.
Baca Juga: 5 Cara Mendukung Korban Kekerasan pada Perempuan Usia Remaja
Ingat! Saat mendengar anak mengadu padamu, jangan dulu menyentuh atau mencuci pakaian yang digunakan saat itu.
Jangan pula membersihkan bagian-bagian tubuh anak atau mengganti pakaiannya, tetapi datangi terlebih dulu rumah sakit terdekat.
Bawa pakaian ganti, lalu pergi ke UGD di rumah sakit terdekat untuk melakukan pemeriksaan visum atau pengujian lainnya.
Biasanya jika terkait kasus kekerasan seksual, pihak RS akan melakukan pemeriksaan seperti swab, pemeriksaan luar dan dalam, serta pengambilan sampel lain yang diperlukan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengumpulkan barang bukti, karena otomatis ada DNA pelaku yang menempel di tubuh dan pakaian anakmu.
2. Lapor ke Polisi dan/atau Pihak Terkait Lainnya
Setelah bukti yang kamu butuhkan terkumpul, RS bisa membantu menghubungi polisi setempat untuk melaporkan kejadian kekerasan seksual di lingkungan sekolah yang dialami buah hati.
Selain lapor ke polisi, kamu juga perlu melaporkan ke lembaga terkait untuk membantumu mengangkat kasus ke meja hijau.
Misalnya saja ke kantor perwakilan Komnas Perlindungan Perempuan dan Anak di daerahmu, atau lembaga swadaya masyarakat lainnya.
Baca Juga: Tingkat Kasus Kekerasan pada Anak Menurun, Kemen PPPA Harap Tidak Ada Lagi Korban
Bila dirasa perlu, menghubungi pengacara juga penting untuk mendapatkan konseling hukum dan langkah apa yang harus kamu ambil apabila kasusnya naik ke kejaksaan.
3. Temukan Tempat untuk Penyembuhan Trauma Kekerasan
Anakmu mengalami kejadian yang mungkin sulit untuk dilupakan sepanjang hidupnya. Wajar jika ia merasa trauma.
Untuk itu, langkah berikutnya yang bisa kamu ambil adalah mencarikan tempat untuk menyembuhkan traumanya tersebut.
Walau tidak dapat benar-benar dilupakan, minimal ia akan menerima pengalaman pahit itu sebagai bagian dari masa lalunya.
Dengan begitu, ia dapat menjalani hidup seperti orang kebanyakan untuk menjalani masa depannya nanti.
4. Perlukah Meminta Pertanggungjawaban Pihak Sekolah?
Setelah kamu melapor ke polisi, sekolah mungkin akan tersorot sehingga para orang tua jadi lebih waspada terhadap kekerasan yang bisa kapan saja menimpa anak-anak mereka.
Dalam hal ini, sekolah juga bisa saja melakukan antisipasi dengan memberikan sanksi kepada terduga pelaku.
Pihak sekolah juga bisa saja mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi murid-murid dari kekerasan seksual dan secara aktif melakukan pencegahan.
Bila memungkinkan, kamu dapat meminta pertanggungjawaban sekolah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setidaknya, apa yang sudah kamu lakukan akan membantu sekolah menjadi lebih aman bagi semua anak dan mencegah hal-hal buruk di masa depan.
Nah, mudah-mudahan kamu tidak harus melakukan langkah-langkah di atas ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Menurut Psikiater, Ini Cara Menolong Korban Kekerasan pada Perempuan di Bawah Umur
(*)