Parapuan.co - Selaput dara (hymen) adalah membran yang terletak di lubang vagina, yang juga bagian dari kesehatan seksual perempuan.
Kesehatan seksual perempuan terkait selaput dara berbeda, ada berbagai bentuk, ukuran, dan ketebalan yang bervariasi dari orang ke orang.
Meregangnya selaput dara belum tentu disebabkan oleh hubungan seks penetrasi, ada pula faktor risiko kesehatan seksual perempuan seperti penggunaan tampon, menunggang kuda, olahraga, dan sebagainya.
Lantas, Apa Itu Selaput Dara?
Melansir WebMD, selaput dara adalah lapisan tipis yang terbentuk selama fase perkembangan kehamilan dari sisa jaringan embrionik.
Biasanya struktur selaput dara berbentuk seperti cincin saat lahir, tetapi dapat berubah bentuk seiring berjalannya waktu.
Selaput dara bersifat lembut dan elastis, yang dapat meregang karena aktivitas seksual, olahraga, memasukkan tampon, dan eksplorasi diri (masturbasi).
Selaput dara bukan indikator keperawanan bagi perempuan, jaringan ini tidak memiliki fungsi signifikan bagi organ reproduksi.
Baca Juga: Ganggu Kesehatan Reproduksi Perempuan, Ini Penyebab Vagina Sakit Usai Bercinta
Tidak semua perempuan memiliki selaput dara, hal ini pun tidak berdampak pada kesehatan atau sistem reproduksi mereka.
Hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa selaput dara berkaitan dengan fungsi organ reproduksi.
Letak Selaput Dara
Selaput dara memiliki dua sebutan yang berbeda tergantung di mana letaknya, istilahnya adalah annular dan crescentic.
Annular adalah selaput dara yang mengelilingi keseluruhan lubang vagina.
Sedangkan crescentic adalah selaput dara berbentuk seperti bulan sabit yang hanya menutupi sebagian lubang vagina.
Kondisi Ketika Selaput Dara Meregang
Ketika selaput dara meregang, seorang perempuan mungkin tidak menyadari bahwa kondisi tersebut telah terjadi.
Seperti banyak jaringan lain, selaput dara bersifat elastis dan tidak memunculkan rasa sakit yang tiba-tiba.
Nah, itulah penjelasan singkat tentang selaput dara ya, Kawan Puan.
Baca Juga: 4 Faktor Penting yang Memengaruhi Kesehatan Reproduksi Perempuan, Apa Saja?
(*)