Di media sosial itu, mayoritas masyarakat berbelanja pakaian (61 persen), produk kecantikan (43 persen), dan makanan dan minuman (38 persen).
Selain itu, ada pula belanja handphone dan aksesoris (31 persen) dengan rata-rata pengeluaran sekitar Rp275.000 setiap bulannya.
Lantas, apa sebenarnya social commerce dan seperti apa bedanya dengan e-commerce? Berikut penjelasannya!
Melansir Sprout Social, social commerce adalah proses pembelian dan penjualan barang atau jasa secara langsung melalui media sosial.
Model berbelanja ini menggerakkan media sosial melampaui peranannya, yang sebelumnya hanya untuk berinteraksi secara digital saja.
Proses belanja melalui social commerce memungkinkan proses pembelian tanpa meninggalkan aplikasi media sosial untuk ke aplikasi e-commerce.
Nah, e-commerce sendiri merujuk pada platform belanja daring melalui aplikasi yang bukan aplikasi media sosial.
Ada sejumlah e-commerce yang dikenal di Indonesia, di antaranya Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan lain sebagainya.
Kalau Kawan Puan lebih suka belanja di salah satu toko online tersebut atau lewat media sosial, nih?
Baca Juga: Survei: Tokopedia Jadi E-Commerce Favorit Perempuan Milenial dan Gen Z
(*)