Parapuan.co - Penyakit jantung adalah salah satu penyakit berbahaya yang menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Penyakit jantung mengacu pada setiap kondisi yang memengaruhi sistem kardiovaskular.
Ada beberapa jenis penyakit jantung, dan mereka memengaruhi jantung dan pembuluh darah dengan cara yang berbeda.
Untuk itu, Kawan Puan harus lebih waspada akan penyakit yang satu ini.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia telah berkomitmen untuk mengembangkan pengetahuan serta layanan kardiovaskular di seluruh Indonesia.
Sejak didirikan PERKI pada tahun 1967, anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia telahberkembang dan menyebar di seluruh Indonesia, mencapai lebih dari 1.400 saat ini.
Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association (ASMIHA) mengadakan pertemuan untuk menyambut rekan-rekan baru Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
Seremoni ini telah diadakan setiap tahun sejak tahun 2003, dan dihadiri oleh para pemimpin pusat kardiovaskular di Indonesia.
ASMIHA bertujuan untuk memberikan pendidikan kedokteran berkelanjutan mengenai topik kardiovaskular, yang mencakup ilmu pengetahuan terbaru serta tantangannya, melalui berbagai sesi yang terdiri dari total enam puluh dua simposium, tiga belas lokakarya, dan tiga sesi pleno.
Baca Juga: Belajar dari Aman Shah yang Pernah Alami Serangan Jantung, Yuk Kenali Faktor Risikonya
Pada tahun ini ASMIHA diikuti oleh lebih dari 2.000 peserta dari seluruh tanah air.
Sebanyak 410 abstrak telah terpilih untuk mengisi 36 topik Meet the Experts, 58 presentasi oral penelitian, 5 kandidat Young Investigator Award, dan 344 poster.
Selain itu, ASMIHA mengadakan upacara konvokasi untuk meresmikan kedatangan dari 167 orang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah baru dan 83 fellow, dimana kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2003.
ASMIHA berperan wadah utama penyegaran ilmiah kepada para tenaga kesehatan dan kardiolog seluruh Indonesia. Perkembangan teknologi mutakhir untuk menangani kasus penyakit jantung dan pembuluh darah dalam 10 tahun terakhir terjadi secara cepat di Indonesia.
Beberapa perkembangan tersebut di antaranya meliputi penanganan penyakit jantung bawaan dengan pendekatan teknik zero fluoroscopy, penggunaan alat pacu jantung nirkabel untuk pasien dengan penyakit irama jantung, penggantian katup jantung pembuluh darah utama dengan metode trans kateterisasi, kemajuan pengobatan di bidang kardio-onkologi (penyakit kanker dalam sistem organ jantung dan pembuluh darah), hingga implementasi penelitian molekuler RNA interferensi (siRNA) untuk pengobatan penyakit ketidakseimbangan lemak dan kolesterol tubuh (dyslipidemia).
Kemajuan di bidang intervensi jantung dan pembuluh darah juga tidak kalah pesat.
Berbagai uji klinis menunjukkan bahwa pengobatan pasien penyakit jantung koroner dengan metode aspiration thrombectomy cukup menjanjikan di Indonesia.
Baca Juga: 5 Tips Kurangi Risiko Penyakit Jantung, Salah Satunya Berhenti Merokok
Selain itu, penerapan alur kerja laboratorium kateterisasi, yang bersumber dari pedoman terbaru Kolegium Jantung dan Pembuluh Darah Amerika Serikat, bertujuan untuk mempercepat penanganan penyakit jantung koroner di rumah sakit seluruh Indonesia, sehingga meningkatkan efisiensi.
Data registri nasional terhadap penyakit gagal jantung dan penyakit jantung koroner telah menjelaskan sebab tingginya angka kematian penduduk Indonesia.
Berdasarkan data dari World Heart Federation, penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian dari 30% penduduk populasi Asia Tenggara.
Menurut data dari sebuah penelitian bernamakan REPORTHF, penyakit gagal jantung di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh penyakit jantung iskemik, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi para tenaga kesehatan.
Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa insidensi pelaporan penyakit jantung dan pembuluh darah berbeda di antara laki-laki dan perempuan.
Hal ini terlihat pada beberapa contoh penyakit jantung dan pembuluh darah seperti penyakit katup jantung, penyakit irama jantung, dan komplikasi jantung akibat infeksi Coronavirus disease-19 (Covid-19) Permasalahan mengenai rendahnya deteksi penyakit jantung bawaan di Indonesia juga membawa masalah krusial.
Sebab, rendahnya deteksi penyakit jantung bawaan akan memengaruhi tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yang secara tidak langsung berdampak terhadap masa depan dari sebuah bangsa dan negara.
Di sinilah, di tahun keempatnya simposium Indonesian Congenital Heart Disease (INACHD) yang bergandengan tangan dengan 31st ASMIHA berperan dalam memberikan penyegaran ilmu, serta membahas secara kritis terkait manajemen dari penyakit jantung bawaan, dimulai dari sebab terjadinya penyakit jantung bawaan dari dalam kandungan hingga rencana pemilihan penanganan berupa tindakan operasi ataupun tindakan bukan operasi.
Terakhir, 31st ASMIHA turut berperan sebagai wadah pengenalan terhadap peluncuran lima buah buku panduan PERKI yang dikeluarkan pada tahun 2021 dan 2022, yaitu panduandiagnosis dan tatalaksana hipertensi paru, panduan kelayakan pemeriksaan ekokardiografi dalam lingkup kesehatan, panduan pelayanan kedokteran unit perawatan intensif kardiovaskular, panduan manajemen dislipidemia, dan panduan prevensi penyakit kardiovaskular aterosklerosis.
Peluncuran buku panduan ini menyajikan pembaharuan ilmu bagi para tenaga kesehatan, khususnya para dokter umum di lini pertama dan para kardiolog umum untuk bisa memaksimalkan pelayanan kardiovaskular di Indonesia.
Selain itu, ASMIHA turut bekerja sama dengan berbagai asosiasi jantung di seluruh dunia, seperti Japan Circulation Society, European Society of Cardiology, ASEAN Federation of Cardiology, Cardiac Society of Australia and New Zealand, American College of Cardiology, Asian Society of Cardiology, Asian Society of Cardiovascular Imaging, dan Asian Pacific Society of Cardiology, yang dituangkan dalam bentuk simposium.
Kerja sama dengan asosiasi lain, seperti himpunan Bedah Toraks dan Kardiovaskular Indonesia (HBTKVI) juga dilakukan sebagai bentuk kontribusi ASMIHA untuk membentuk komunitas besar tenaga kesehatan dalam memajukan ilmu kedokteran jantung dan pembuluh darah di Indonesia.
Baca Juga: Ini 5 Faktor Risiko Kenapa Perempuan Bisa Alami Penyakit Jantung
(*)