Parapuan.co - Kawan Puan, sebagai orang tua hendaknya kamu tidak sering-sering berteriak pada anak.
Bahkan kalau bisa, hindari berteriak pada anak ketika kamu merasa sangat marah sekalipun.
Bersabar dan menahan diri sangatlah penting, karena meneriaki anak dapat berdampak buruk terhadap psikologisnya.
Kenali dampak buruk berteriak pada anak agar kamu bisa menghindarinya yuk, Kawan Puan!
Berikut beberapa dampak psikologis meneriaki anak sebagaimana dikutip dari akun Instagram @my_ideal_parenting yang dikelola oleh Parenting Coach Fathima!
1. Kepercayaan Diri Rendah
Secara psikologis, anak yang sering diteriaki oleh orang tuanya akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah.
Apalagi jika teriakan tersebut disertai dengan pelabelan tertentu dan terkesan menghakimi anak.
Bisa-bisa, anak akan melihat diri mereka sebagai seorang individu yang tidak berharga karena sering dilabeli negatif.
Baca Juga: Hindari Mengucapkan 6 Kalimat Ini saat Mendisiplinkan Anak, Apa Saja?
2. Anak Menjadi Agresif
Anak-anak yang kerap mendengar orang tua marah sambil meneriakinya akan tumbuh menjadi pribadi yang agresif.
Kemungkinan, mereka juga akan menjadi agresif dan mudah marah serta kerap berteriak kepada orang lain.
3. Penakut
Kebalikan dari sikap agresif, anak yang sering diteriaki orang tua bisa saja tumbuh menjadi sosok yang penakut.
Mereka kemungkinan besar akan kesulitan menjalin pertemanan karena ketakutan berlebihan tentang menjalin relasi dengan orang lain.
Lebih dari itu, ada pula kemungkinan kalau anak tidak dapat menghadapi konflik yang mungkin dialami di masa depan.
4. Masalah Konsentrasi
Dampak psikologis lain dari berteriak pada anak adalah, membuat mereka mengalami masalah dalam berkonsentrasi.
Masalah konsentrasi kerap dialami anak yang mendapatkan kekerasan emosional, salah satunya karena sering dimarahi dan diteriaki.
Ini disebabkan lantaran mereka sulit memahami dan memproses emosinya sendiri.
Jadi, hindari meneriaki anak ya, Kawan Puan. Sebagai gantinya, hampiri mereka dan jelaskan baik-baik dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Baca Juga: Jangan Ikut Marah, Ini 5 Cara Orang Tua Bersikap saat Anak Dimarahi Orang Lain
(*)