Parapuan.co - Minuman-minuman manis seperti Thai tea, boba, es kopi susu hingga es teh manis yang sekarang banyak dijajakan di berbagai tempat memang menggiurkan untuk dikonsumsi.
Bahkan sudah seperti rutinitas bagi banyak orang untuk setidaknya mengonsumsi minuman manis tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Baik menemani sarapan, santap siang, ngemil sore, meeting di kantor hingga teman saat lembur.
Namun tahukah Kawan Puan bahwa minuman-minuman tinggi kandungan gula tersebut ternyata tak hanya buruk bagi kesehatan tubuh, seperti meningkatkan risiko diabetes, tapi juga memengaruhi kulit kita.
"Gula adalah makanan inflamasi, jadi gula menyebabkan peradangan di dalam tubuh," kata Dr. Saya Obayan, MD, MPH, FAAD, dokter kulit klinis bersertifikat, seperti melansir dari Insider.
Ia mengatakan bahwa ketika kita mengonsumsi banyak gula, maka gula tersebut akan langsung masuk ke usus, diproses, lalu memasuki aliran darah, yang bisa menyebabkan peradangan.
Peradangan yang terjadi saat Kawan Puan mengonsumsi minuman dengan indeks glikemik tinggi dapat memperburuk kondisi kulit tertentu.
Apa yang disampaikan oleh Dr. Obayan juga disetujui oleh Donna Hart, MD, FAAD, dokter kulit bersertifikat di Westlake Dermatology & Cosmetic Surgery.
Disampaikan Dr. Hart bahwa ketika kita mengonsumsi gula, kadar insulin akan meningkat, yang kemudian meningkatkan peradangan di kulit.
Baca Juga: Viral Es Teh Indonesia Somasi Pelanggan, Ini 4 Dampak Kelebihan Gula bagi Tubuh
Dan karena peradangan adalah komponen kunci dalam pembentukan jerawat, pada akhirnya akan muncul flare-up dan peningkatan jumlah jerawat di wajah.
Sementara itu Dr. Debra Jaliman, dokter kulit bersertifikat NYC juga mengingatkan bahwa terlalu banyak gula juga bisa memperburuk kondisi kulit lainnya seperti rosacea, eksim, dan psoriasis.
Karena itu, jika Kawan Puan memiliki masalah peradangan, hal terbaik yang harus dilakukan adalah menghindari asupan gula yang berlebihan.
Lebih dari itu, gula juga sebaiknya dihindari bagi Kawan Puan yang khawatir dengan penuaan kulit.
Pasalnya, Dr. Hart mengingatkan bahwa konsumsi makanan atau minuman tinggi glisemik juga berkontribusi terhadap penuaan dengan meningkatkan pemecahan serat kolagen dalam proses glikasi.
"Kulit yang menua memiliki perubahan paling banyak di dermis, tempat serat kolagen dan elastin berada. Dan dengan glikasi, gula pada dasarnya mengikat kolagen untuk membentuk sesuatu yang disebut produk akhir glikasi lanjutan," kata Dr. Hart.
Ikatan inilah yang menyebabkan serat kolagen menjadi kaku dan rapuh, yang menyebabkan kulit tampak lebih tua.
Walau konsumsi terlalu banyak gula bisa memengaruhi kulit menjadi berjerawat hingga mengalami penuaan, namun diingatkan oleh para ahli bahwa bukan berarti Kawan Puan harus menghentikannya sama sekali.
Baca Juga: Derma Angel Luncurkan Acne Patch untuk Jerawat Batu, Mengandung Salicylic Acid
Ada perbedaan antara gula tambahan dengan gula alami yang terdapat pada makanan seperti buah-buahan dan sayuran.
Maka dengan mengonsumsi makanan alami tersebut dalam keseharian kita tidak akan menyebabkan masalah, justru bisa menambah nutrisi dan nilai gizi dalam diet kita.
Sementara untuk mendapatkan kulit yang bersih dan sehat, gula olahan dan karbohidrat sederhana perlu Kawan Puan hindari.
(*)