Parapuan.co - Kawan Puan, setiap tahunnya 2 Oktober yang tahun ini jatuh pada hari Minggu diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
Batik merupakan salah satu kain Indonesia dengan variasi motif beragam yang sudah ada sejak dulu, namun masih terus berevolusi mengikuti perkembangan zaman hingga saat ini.
Mengutip Gramedia.com berdasarkan cara pembuatannya batik terbagi menjadi empat jenis, yakni batik tulis, batik cap, batik printing, dan batik kombinasi.
Batik tulis merupakan batik yang dibuat melalui proses seperti menulis di atas kain, yakni dengan menorehkan cairan malam atau lilin menggunakan canting.
Sementara itu, berbeda dengan batik tulis, batik cap memiliki proses pembuatan yang cukup mudah dengan menempelkan lempengan besi dengan berbagai macam bentuk yang telah diberi malam di atas kain.
Batik printing ialah jenis batik yang lebih modern dengan proses pembuatan yang disablon dan dicetak, kemudian diwarnai menggunakan peralatan canggih.
Adapun batik kombinasi yang prosesnya menggunakan penggabungan dua teknik pembuatan batik, misalnya teknik cap dan printing.
Selain dibedakan berdasarkan teknik pembuatannya, batik juga dikelompokkan ke dalam empat kategori sesuai dengan ciri khas motif dan warnanya.
Menurut founder Rasa Wastra Indonesia, Monique Hardjoko, pengelompokkan batik-batik ini dilakukan karena banyaknya ragam jenis batik yang hadir saat ini.
Baca Juga: Salah Satu Cara Mengapresiasi Warisan Budaya dengan Belajar Membatik
“Pada perkembangannya sekarang (batik) mulai berevolusi. Jadi dari sinilah batik-batik itu mulai dikelompok-kelompokkan,” ujarnya saat ditemui di acara Media Workshop Cerita Batik Nusantara Bersama Shopee, Jumat (30/9/2022).
Berikut ini empat klasifikasi batik dengan ciri khasnya masing-masing, seperti dijelaskan oleh Monique Hardjoko, yuk simak!
1. Batik Pedalaman
Batik pedalaman merupakan batik tertua yang ada di Indonesia, biasanya berasal dari keraton atau sudah ada sejak zaman kerajaan.
Disebut juga sebagai batik tradisional, Monique menjelaskan bahwa batik pedalaman memiliki ciri khas warna seperti putih, cokelat, dan biru.
“Istilah batik pedalaman itu adalah batik-batik yang full tradisional, biasanya didominasi oleh warna-warna seperti putih, cokelat, biru. Warna-warna tersebut adalah ciri khas dari batik-batik pedalaman,” jelasnya.
2. Batik Pesisir
Baca Juga: Tak Selalu Formal, Ini Cara Padu Padan Batik untuk Gaya Kasual
Kemudian ada batik pesisir yang motif hingga warnanya banyak terinspirasi oleh budaya asing yang datang ke Indonesia sejak zaman dahulu.
Makanya, jenis batik yang satu ini lebih kaya dari segi warna, motif, hingga filosofi akulturasi budaya di baliknya.
“Akulturasi budayanya sangat kuat karena ada motif dari Tiongkok, Arab, Persia, bahkan juga Belanda yang akhirnya menginspirasi menjadi kaya, tentu saja tetap dikombinasikan dengan motif-motif asal daerah situ,” ungkap Monique.
Berbeda dengan batik sogan (pedalaman) yang cenderung sederhana, batik pesisir biasanya lebih berwarna dan memiliki variasi motif yang cukup beragam.
“Motif-motif batik pesisir itu, kan, seperti motif isen-isen, lung-lungan, nitik, dan banyak lagi. Jadi ciri khasnya motif yang sangat kaya dan penuh warna,” sambungnya lagi.
3. Batik Nusantara
Seperti namanya, batik Nusantara adalah kategori yang merepresentasikan seluruh batik yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia.
Motif batik ini terinspirasi dari sejarah daerah asal perajin yang membuatnya, atau jika perajin tersebut merupakan seorang pendatang, biasanya ia akan membuat motif yang mengombinasikan budaya daerah asalnya dan daerah tempat tinggalnya saat ini.
Baca Juga: Jenis-Jenis Batik Motif untuk Kerajaan yang Tak Banyak Diketahui
“Kenapa istilah nama batik Nusantara ini tercipta? Karena sekarang makin ke sini banyak sekali batik-batik yang ada dari Sabang sampai Merauke. Saat membicarakan ini, itu entah memang artisan batiknya ada di daerah situ yang akhirnya membuat batik dengan inspirasinya adalah daerah yang bersangkutan atau biasanya ada pendatang,” terang Monique.
4. Batik Kontemporer
Terakhir ada batik kontemporer yang lebih modern dari ketiga jenis batik lainnya, sebab motifnya lebih variatif dan inovatif, mengikuti perkembangan zaman.
“Yang terakhir ada batik kontemporer di mana perkembangannya semakin ke sini banyak kreator-kreator motif batik yang jauh lebih inovatif dalam mengembangkan motif. Jadi tidak hanya mengadopsi motif-motif leluhur atau tradisional, tetapi juga membuat motif-motif sendiri,” tuturnya.
Tak sedikit pula batik kontemporer yang dikombinasikan dengan motif tradisional untuk menciptakan makna baru di baliknya.
Selain ciri khas dalam hal motif, teknik pembuatan batik kontemporer biasanya juga cenderung lebih mudah.
“Teknik pembuatannya juga cenderung lebih mudah agar bisa dikerjakan oleh lebih banyak orang dengan waktu yang cepat, tetapi jauh lebih modern. Misalnya ada teknik brush atau teknik colet yang mirip seperti lukis, jadi dia mengombinasikan teknik juga,” ujarnya.
Baca Juga: Punya Banyak Jenis, Ini 3 Motif Batik yang Jarang Diketahui
Nah, itulah jenis batik berdasarkan ciri khasnya masing-masing yang diklasifikasikan menjadi empat kategori besar.
Monique menjelaskan, keempat kategori di atas merupakan representasi batik-batik yang ada di seluruh Indonesia.
“Jadi batik-batik yang beredar dari Sabang sampai Merauke dikelompokkan menjadi empat kategori besar itu,” tutup Monique Hardjoko. (*)