Namun, elemen urban muncul dalam detail koleksi: gaun nilon safari ringan dapat dipendekkan berkat ritsleting tersembunyi, dan rok mini, sependek celana mendaki, membentuk ulang siluet dengan saku tempel besar.
Pompilio juga menempatkan fokus pada bagian belakang tampilan yang kehilangan kesan dua dimensinya demi mendapatkan volume tiga dimensi yang tak terduga.
Selain tali serut yang meredefinisikan siluet, gaun yang dapat dibongkar-pasang, dan jaket yang dapat dipakai dengan jubah yang dipinjam dari mantel trench, Sang Perancang memperkenalkan gaun kecil dengan saku ransel yang tergabung di bagian belakang.
Untuk palet warna, hitam dan putih adalah narasinya, namun diinterupsi oleh warna kuning dan hijau shiso yang khas, terinspirasi oleh warna cerah daun kemangi Jepang.
Sepatu dan aksesoris juga berpengaruh. Sepatu SERRANOTM yang ikonik memiliki motif grafis yang dicetak dengan berani yang mengingatkan pada goresan harimau dan diperbarui sebagai model TIRRACKTM.
Sandal jepit kulit yang dibuat di Jepang mengandung inspirasi dari setta Jepang, serta model SCLAWTM dan SCLAWTM MT, yang menampilkan detail seperti driver, baik tinggi maupun rendah, adalah sepatu baru musim ini: gesit namun berkinerja tinggi.
Topi baseball, digabung dengan pelindung matahari khas yang sering digunakan oleh orang Jepang, memiliki pinggiran di bagian depan dan belakang dan dapat dipakai di kedua sisi.
Tas yang dibordir dengan logo dan Claw Stripes yang terinspirasi dari tas bowling ini tersedia dalam tiga ukuran, termasuk ukuran mikro.
Headphone khusus yang ditampilkan dalam koleksi ini diwujudkan oleh Bang & Olufsen, produsen peralatan audio kelas dunia yang didirikan di Denmark pada tahun 1925.
Setelah pertunjukan selesai, banyak selebriti internasional menghadiri after party yang menampilkan DJ Mia Moretti dan Chloé Caillet sebagai penampil spesial.
Baca Juga: Intip 7 Gaya Artis Korea di Milan Fashion Week 2023, Ada Kim Tae Ri hingga IU
(*)