Parapuan.co - Penulis asal Prancis Annie Ernaux baru saja meraih Nobel Sastra tahun 2022 pada Kamis (6/10/2022).
Menurut Swedish Academy, karya-karya Annie memiliki ketajaman dan keberanian dalam pengalaman pribadi atas ketidaksetaraan sosial dan gender.
Penulis yang berkarier sejak tahun 1974 ini menjadi perempuan Prancis pertama yang memenangkan Nobel Sastra.
Melansir BBC, Anders Olsson selaku ketua komite sastra, mengatakan bahwa karya perempuan berusia 82 tahun itu "mengagumkan dan abadi".
>> Penghargaan ini menjadikan Annie sebagai perempuan Prancis pertama yang memenangkan Nobel Sastra. > redundant dengan kalimat ketiga
Annie pun berhak atas uang senilai 10 juta krona Swedia atau senilai Rp1,3 miliar.
Kepada wartawan, Annie mengatakan bahwa penghargaan tersebut menciptakan tanggung jawab untuk "melanjutkan perjuangan melawan ketidakadilan".
Annie berujar, sastra tak memiliki dampak langsung. Tetapi dia tetap merasa perlu untuk mempertahankan perjuangan untuk hak-hak "perempuan dan yang tertindas".
Dalam Reuters, Annie lahir dan tumbuh di Normandia, Prancis bagian utara.
Baca Juga: Maria Ressa: Saya Kerap Diancam dan Ditembak Sebagai Jurnalis
Lahir dari keluarga sederhana yang sehari-hari menjadi pedagang grosir, Ernaux menulis dengan jujur tentang kebiasaan kaum borjuis Prancis dari sudut pandang kelas pekerja.
Annie menerbitkan novel debutnya yang bertajuk Les Armoires Vides pada 1974.
Annie mendapat pengakuan internasional setelah penerbitan novelnya Les Années pada tahun 2008, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai The Years pada tahun 2017.
"Ini adalah proyeknya yang paling ambisius, yang telah memberinya reputasi internasional dan banyak pengikut serta murid sastra," kata Swedish Academy tentang buku itu.
Karya Annie juga pernah diadaptasi ke dalam bentuk film pada tahun 2000-an, yang diambil dari novel berjudul Happening.
Kisahnya sendiri menceritakan tentang pengalamannya melakukan aborsi ketika masih di Prancis pada 1960-an. Di zaman tersebut, aborsi merupakan kegiatan yang ilegal.
Adaptasi film tersebut memenangkan Golden Lion di Venice International Film Festival pada 2021.
"Saya tidak membayangkan pada saat itu bahwa 22 tahun kemudian, hak untuk aborsi akan ditentang," kata Ernaux kepada wartawan di Paris.
"Sampai napas terakhir saya, saya akan memperjuangkan hak perempuan untuk memilih apakah mereka ingin menjadi seorang ibu atau tidak," ujarnya.
Baca Juga: 9 Fakta Menarik Soal Malala Yousafzai yang Tidak Diketahui Orang
Ernaux juga menyinggung kekuatan politik yang dimenangkan oleh sayap kanan di negara-negara di seluruh Eropa dengan mengatakan "hak ekstrem dalam sejarah tidak pernah menguntungkan perempuan".
Jason Whittaker, Head of English and Journalism di University of Lincoln, Inggris, mengatakan hadiah itu harus memberi perhatian lebih pada genre otobiografi perempuan yang masih didominasi lelaki.
"Dia telah menjadi kontributor yang sangat penting dalam hal memoar dan karya otobiografi," kata Jason.
"Dalam hal kontribusinya pada sastra global, sangat penting untuk menempatkan inovasi dan teknik menarik dalam memoar perempuan sebagai pusat penulisan sastra," lanjutnya.
Nobel Sastra dipandang sebagai penghargaan sastra paling bergengsi di dunia.
Pada tahun 2021, Novel Sastra dimenangkan oleh novelis Tanzania, Abdulrazak Gurnah.
Sejak 1901, penghargaan Nobel diberikan pada bidang sains, sastra, dan perdamaian setiap tahunnya.
Penghargaan ini diberikan kepada orang-orang yang telah melakukan penelitian, penemuan atau kontribusi luar biasa ke masyarakat.
Ahli kimia dan insinyur Swedia Alfred Nobel menjadi penggagas pemberian penghargaan ini.
Hadiah Nobel pertama diberikan pada tanggal 10 Desember 1901, di saat peringatan kelima dari kematian Nobel.
(*)
Baca Juga: Diselenggarakan di Indonesia, Ini Fakta Miss Grand International 2022