Parapuan.co - Kabar meninggalnya mahasiswa laki-laki berusia 18 tahun karena loncat dari lantai 11 sebuah hotel di Yogyakarta sangat menyayat hati ya, Kawan Puan.
Di usianya yang muda dan masih menempuh pendidikan kuliah, korban berinisial TSR memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Dalam penyelidikan, Kapolsek Bulaksumur, Polresta Sleman, Komisaris Polisi Sumanto mengatakan dalam tas korban terdapat surat keterangan psikolog dari rumah sakit.
Terlepas dari kasus di atas, ada pelajaran yang bisa dipetik yakni penting bagi seorang teman untuk menyadari jika kawannya akan melakukan percobaan bunuh diri.
Pentingnya peran teman juga ditegaskan oleh Dr. Sandersan Onie (Sandy) selaku Founder Emotional Health for All (EHFA) dan President, Indonesian Association for Suicide Prevention pada webinar Jelang Deklarasi Relio-Mental Health Indonesia, oleh EHFA pada Senin, (10/10/2022).
Di mana apabila ada teman yang sedang stres sebaiknya ditemani terlebih dahulu.
"Kalau lihat teman lagi stres tanyakan 'Kamu lagi kenapa? Kalau kamu mau cerita," saran Dr. Sandy.
Dr. Sandy menyarankan bila sebagai orang awam, seorang teman dari individu yang ingin melakukan percobaan bunuh diri sebaiknya mendengarkan terlebih dahulu.
"Mendengarkan, support, care, jangan diceremahin, atau dimarah-marahin," terang Dr. Sandy.
Dr. Sandy mengatakan bahwa sebagai teman yang baik, jika ada orang di sekelilingmu berpikiran untuk bunuh diri sebaiknya ditemani dan support secara emosional.
Lantas sebenarnya kondisi apa yang memicu seseorang melakukan percobaan bunuh diri?
"Tidak semua orang yang bunuh diri itu punya masalah kesehatan jiwa," ujar Dr. Sandy.
Ia menegaskan kalau anggapan tentang orang yang bunuh diri itu punya masalah mental merupakan kesalahpahaman yang beredar di masyarakat.
Meski begitu, ada beberapa kondisi gangguan mental yang berisiko memicu bunuh diri antara lain:
- Depresi
- Anxiety (kecemasan)
- Skizofrenia.
Dalam kesempatan yang sama Dr. Bahrul Fuad, M.A selaku aktivis HAM dan Penggiat Inklusi Disabilitas menyatakan orang yang mencoba untuk bunuh diri sebenarnya butuh teman untuk sharing.
"Jangan ada penghakiman, jangan melakukan petuah atau nasihat-nasihat pada saudara kita yang mengalami gangguan mental dan melakukan percobaan bunuh diri," tutup Dr. Bahrul.
Baca Juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022, WHO Paparkan Ada 6 Jenis Gangguan Mental
(*)