Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Jika merujuk pada definisi tersebut, tindakan Pamungkas menggesekkan smartphone ke selangkangannya sendiri tidak tepat disebut sebagai pelecehan seksual, sebab gerakan/isyarat/gestur menggesekkan smartphone tersebut tidak ditujukan untuk melecehkan organ seksual atau seksualitas orang tertentu yang berpotensi menjadi korban pelecehan.
Apabila kemudian perbuatan tersebut dinilai tidak pantas dan tidak senonoh untuk ditunjukkan di ruang publik, maka sepenuhnya itu merupakan tafsiran bebas para audiens dalam mengapresiasi suatu pertunjukan seni dalam bentuk kritik, kemarahan, pembelaan, hingga tindakan pemblokiran karya seni dalam bentuk cancel culture.
Tampilan konten eksplisit seksual dalam pertunjukan panggung musik tidak selalu terjadi, meski terkadang banyak musisi yang tenggelam dalam euforia musik dan teriakan penonton hingga sering bereaksi spontan tanpa disadari dan tak terkontrol.
Namun ketika musisi memang bermaksud untuk memberikan tampilan eksplisit seksual, konten tersebut menjadi bagian dari koreografi yang telah ditata sedemikian rupa.
Adegan eksplisit seksual pernah ditampilkan oleh penyanyi Madonna pada aksi panggung lagu “Like A Virgin” di rangkaian tur dunia Blonde Ambition tahun 1990.
Dalam aksinya, Madonna menampilkan dirinya yang seakan-akan sedang masturbasi di atas ranjang.
Baca Juga: Belajar Fan Service ala Korea Selatan, Tak Sekadar Prestasi Estetik Tapi Juga Nilai Etik
Di tahun 2013, penyanyi Miley Cyrus juga menampilkan aksi eksplisit seksual di atas panggung dalam perhelatan MTv VMA.
Miley melakukan twerking bersama penyanyi Robin Thicke saat menyanyikan lagu “Blurred Lines”, sebuah lagu dengan lirik yang juga cukup provokatif secara seksual.
Baik Madonna maupun Miley berpendapat jika aksi panggung mereka tidak termasuk kategori pornografi maupun tindakan pelecehan seksual.