Di dalam video yang diunggahnya di TikTok, berikut yang Halimah analogikan mengenai trauma bonding.
Pertama-tama pelaku akan menghujani korban dengan kasih sayang, love bombing istilahnya.
Dia akan memberi hadiah-hadiah mahal, kata-kata cinta yang sangat so sweet, kemudian dia akan membuat kamu yakin bahwa di dunia ini nggak akan ada orang yang mencintai kamu selain dia, kemudian terjadilah kekerasan.
Tapi setelah itu, pelaku biasanya akan membawa korban ke fase honeymoon. Fase honeymoon ini dia akan bersikap sangat manis, memohon maaf sambil bersujud, dan bersikap jauh lebih baik sehingga korban merasa, "Oh dia sudah berubah".
Fase itu dijadikan senjata lagi kalau misalnya kekerasannya terulang, dia akan berkata, "Aku ini sayang sama kamu, kalau aku nggak sayang mana mungkin aku belikan semua hadiah mahal dan bersikap manis kepada kamu."
Seluruh bolak-balik antara sayang dan benci ini akan membuat korban mempertanyakan, "Apakah diriku benar-benar layak untuk dicintai?"
Belum lagi masyarakat yang selalu mengajarkan bahwa kekerasan itu adalah sesuatu yang wajar dalam rumah tangga.
Bahwa kalau kamu cerai, nggak akan ada yang mau mencintai janda ataupun duda.
Belum lagi, si pelaku akan semakin agresif kalau korbannya meminta bantuan kepada orang lain.
Baca Juga: Bukan Kali Pertama, Polisi Sebut Rizky Billar Pernah Lempar Bola Biliar ke Lesti Kejora