Tak hanya berlaku bagi perempuan, standar kecantikan tersebut pun berlaku bagi laki-laki yang akhirnya membentuk citra tidak realistis dan toksik bagi banyak orang.
Banyak orang yang pada akhirnya melakukan apapun untuk mengejar standar yang disebut ideal, mulai dari membuat kulitnya menjadi lebih terang, meluruskan rambut, sampai melakukan program diet agar terlihat langsing.
Hal inilah yang membuat JFW mengusung tema keberagaman sebagai prinsip dalam pelaksanaannya, termasuk dalam memilih ikon sebagai ‘wajah’ untuk mewakilinya.
Dengan terpilihnya Jacey Philana dan Viknes Waren sebagai JFW 2023 Icons, Dika ingin gelaran ini dapat mendobrak stigma kecantikan.
“Statement JFW adalah bahwa orang Indonesia itu beragam, baik dari warna kulit, rambut, dan bentuk tubuhnya. Representasinya di setiap finalis itu ada. Jadi, kami ingin tetap menjaga identitas kita bahwa di Indonesia itu semua (bentuk kecantikan) ada,” tuturnya lagi.
Tetap Disesuaikan dengan Permintaan Global
Selain memang ingin dapat merepresentasikan bentuk kecantikan beragam di Indonesia, tema keberagaman yang dibawa JFW masih linier dengan permintaan global.
Laporan The Fashion Spot menunjukkan gelaran fashion untuk koleksi spring 2022 di New York, London, Paris, dan Milan menunjukkan peningkatan dalam unsur keberagaman ras, representasi gender, serta ukuran tubuh.
Baca Juga: Segera Digelar, Jakarta Fashion Week 2023 Jadi Ajang Pengakuan terhadap Industri Fashion Indonesia
Bahkan sebanyak 48 persen dari seluruh penampilan di catwalk diisi oleh model berwarna dengan jumlah terbanyak ditempati oleh New York Fashion Week Spring 2022.
Dengan demikian, artinya JFW 2023 Icons masih selaras dengan selera serta tren pasar global.
Namun bukan berarti konsep keberagaman ini hanya akan menjadi tren sesaat, sebab ke depannya JFW akan terus berupaya untuk secara konsisten mengangkat pesan ini.
“Industri kita ini ingin secara aktif menunjukkan bahwa Indonesia itu beragam. Ada yang secara fisik Indonesia sekali, lalu memang ada yang oriental juga, karena secara fakta itu memang ada di Indonesia. Ada juga yang berkulit gelap,” ungkap Dika.
Lebih jauh, Dika berharap dobrakan yang dilakukan oleh JFW ini dapat menyebar lebih luas dalam mengampanyekan keberagaman.
“JFW ingin menyampaikan pesan bahwa karakter dan keunikan itu harus dirangkul. Yang penting kita tahu kelebihan kita dan bisa mengoptimalkan kelebihan tersebut. Jadi, selamat mengeksplor diri dan menemukan kekuatan karakter dan terus mempertajam serta mengolah kelebihan yang dimiliki,” tutupnya.
(*)