Perjalanan Awal Industri Modest Fashion di Indonesia
Dilansir dari siaran pers yang diterima PARAPUAN, tren modest fashion di Indonesia kian menguat dalam mengisi gelaran serta industri fashion sekitar 10 tahun belakangan ini.
Langkah ini diawali oleh para desainer busana muslim kenamaan Indonesia, seperti Dian Pelangi atau Ria Miranda.
Ada juga Itang Yunasz yang hadir dengan memberikan aksen tradisional Nusantara dalam rancangannya.
Tak lama berselang, beragam desain busana muslim dan berhijab pun menjadi sorotan publik.
Kemudian, hadirlah jenama modest fashion yang bernuansa muslim, bahkan gaya busana berhijab juga mengisi hampir setiap halaman majalah fashion dan tampil di berbagai media massa.
Tak bisa dipungkiri, hal ini tentu saja dipengaruhi oleh penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam serta paralel dengan kondisi pasca reformasi, ketika kebebasan mengenakan simbol agama telah memiliki ruang.
Hingga kini, tren busana muslim pun mengalami perkembangan yang kian pesat, terbukti dari hasil penjualan produk fashion yang makin menyebar di berbagai belahan dunia.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan pada Agustus lalu menunjukkan data bahwa nilai ekspor busana muslim Indonesia pada semester I 2022 mencapai US$2,8 miliar, meningkat 39,86 persen year-on-year sebesar US$2,04 miliar.
Sejurus dengan fenomena perkembangan modest fashion, Jakarta Fashion Week (JFW) dari tahun ke tahun juga senantiasa memberikan ruang bagi desainer-desainer modest fashion untuk unjuk karya.
Tahun ini, JFW 2023 yang digelar pada 24-30 Oktober 2022 akan menghadirkan beberapa pergelaran modest fashion oleh desainer-desainer ternama, seperti Ria Miranda, Nada Puspita, Benang Jarum, Kami Idea, dan masih banyak lagi.
Selain itu, akan ada pemberian penghargaan Modest Fashion Award di JFW 2023 yang akan diberikan kepada satu desainer modest fashion yang telah melakukan beragam terobosan.
Baca Juga: IN2MOTIONFEST Dihelat, Jadi Gerbang Pembuka Indonesia sebagai Kiblat Modest Fashion Dunia
(*)