Indonesia merupakan negara penghasil komoditas, yang mana kelangkaan gandum di Eropa tidak memengaruhi masyarakat karena kita makan nasi dari beras.
"Ketika ada syok di ekonomi global, negara-negara yang bergantung sama ekspor impor jelas terdampak," kata Ferry dalam videonya.
"Nah di Indonesia, ketika ekonomi global mengalami perlambatan, maka pengaruhnya tidak akan terlalu besar untuk keadaan sekarang karena kita tidak terintegrasi dengan ekonomi global," imbuhnya.
Ferry menambahkan, pengaruh perlambatan ekonomi global terhadap Indonesia cuma akan berpengaruh langsung pada perusahaan-perusahaan startup.
Seperti sudah kita tahu bersama, beberapa bulan terakhir sejumlah perusahaan startup melakukan pengurangan pegawai atau PHK, bukan?
Ini karena perusahaan startup bergantung pada investor untuk bisa berjalan. Sementara kebanyakan investor adalah orang atau perusahaan asing.
Yang mana, pihak asing sendiri telah ikut terkena dampak perlambatan ekonomi global, bahkan sejumlah negara diketahui sudah mengalami resesi.
Menurut Ferry Irwandi, sebagian besar masyarakat Indonesia, setidaknya untuk saat ini tidak akan terdampak langsung atas adanya resesi.
Ini karena pesatnya perkembangan UMKM, yang secara ekonomi membantu masyarakat memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Tidak seperti di negara-negara yang mengalami resesi, yang untuk kebutuhan rumah tangga semisal gas dan minyak goreng saja mengandalkan ekspor impor negaranya.
Kendati tahun 2023 mendatang kemungkinan Indonesia tidak terlalu terkena dampak langsung resesi, tidak ada salahnya jika kita tetap waspada.
Lakukanlah pengelolaan keuangan dengan baik, berinvestasi, dan siapkan dana darurat untuk berjaga-jaga.
Mudah-mudahan kita bisa terhindar dari dampak resesi global ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Ada Ancaman Resesi Global, Perlukah Kurangi Investasi dan Simpan Uang Tunai? Ini Kata Pakar
(*)