Parapuan.co - Kawan Puan yang berencana untuk melanjutkan studi ke luar negeri harus segera membuat perencanaan keuangan dan menerapkan tips hemat.
Meski ada banyak kesempatan untuk kuliah di luar negeri melalui jalur beasiswa, namun kamu juga bisa menggunakan dana sendiri untuk masuk ke perguruan tinggi impian.
Nanti seiring berjalannya, barulah mulai mencari beasiswa yang sesuai dengan kebutuhan hidup, misalnya beasiswa potongan uang kuliah atau biaya hidup.
Oleh sebab itu, kamu harus bisa memiliki perencanaan keuangan yang baik dengan cara menerapkan tips hemat, dengan begitu saat di luar negeri nanti kamu bisa memenuhi kebutuhan.
Nah, berikut ini sejumlah cara merencanakan keuangan sebelum berkuliah di luar negeri yang bisa Kawan Puan lakukan, dikutip dari AECC Global melalui Kompas.com.
1. Mencari Tahu Biaya Kuliah di Negara Tujuan
Karena biaya pendidikan kuliah S1 di luar negeri dapat berbeda-beda, maka tips cermat pertama yang perlu dilakukan adalah untuk mencari tahu biaya kuliah di negara tujuan.
Biaya kuliah di luar negeri biasanya berkisar antara Rp40 juta sampai Rp500 juta, tergantung pada negara yang ingin dituju.
Misalnya saja Amerika Serikat, biaya kuliah S1 di sana berkisar antara Rp400-500 jutaan, sedangkan di Jerman sekitar Rp77-93 juta.
Baca Juga: 5 Tips Hemat Memilih Kartu Kredit Jika Punya Gaji Rp3 Jutaan, Perhatikan Limitnya
Dengan jumlah yang tidak sedikit tersebut, artinya Kawan Puan harus menerapkan tips hemat, sebab kisaran biaya tadi belum termasuk biaya hidup dan lainnya.
Rata-rata biaya hidup untuk kuliah di luar negeri mencapai Rp13,3 juta hingga Rp275,5 juta per tahun, disesuaikan kembali dengan daerah dan akomodasi yang dipilih untuk hidup selama masa pendidikan.
2. Menentukan Besaran Dana yang Ditabung setiap Bulan
Selanjutnya kamu perlu mencari nilai uang di masa mendatang (future value) dengan cara menghitungnya menggunakan rumus FV = PV (1+r)^N.
FV (future value) merupakan nilai masa depan, PV (present value) adalah nilai saat ini, r adalah imbal hasil (return atau interest) atau tingkat inflasi, dan N adalah jumlah periode.
Contoh menghitungnya misalnya untuk kuliah di Australia yang membutuhkan biaya sekitar Rp443,8 jutaan dengan tingkat inflasi sekitar dua persen per tahun.
Jika seseorang yang lahir di bulan Agustus 2018 dan negara tersebut ditetapkan sebagai tujuan untuk berkuliah di masa depan, maka perhitungannya FV = Rp443,8 juta (1+2%)^18,2 = Rp636,3 juta.
3. Mengambil Langkah Investasi
Tips cermat ketiga adalah untuk berinvestasi sejak dini di instrumen yang tepat dan sesuai dengan jangka waktunya.
Baca Juga: Marak Modus Penipuan, Ini 5 Tips Hemat Belanja Online dengan Aman
Apabila ingin mengembangkan dana dalam jangka waktu di atas lima tahun, investasi reksa dana saham, reksa dana campuran, dan reksa dana pendapatan tetap bisa dijadikan pertimbangan.
Sementara untuk investasi jangka menengah sekitar satu sampai tiga tahun, kamu bisa menggunakan reksa dana pendapatan tetap.
Instrumen investasi reksa dana pasar uang bisa dijadikan pilihan yang tepat untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek di bawah satu tahun.
4. Proteksi Diri
Memiliki proteksi diri dengan memiliki asuransi jiwa merupakan langkah penting agar kamu dapat terlindungi.
Kawan Puan bisa mempertimbangkan asuransi jiwa tradisional yang menawarkan premi terjangkau dengan Uang Pertanggungan (UP) maksimal.
Orang tua yang mengikuti asuransi jiwa sebelum anak dewasa bisa menempatkan UP pada produk investasi yang ditujukan untuk mempersiapkan dana kuliah anak.
Baca Juga: Antisipasi Ancaman Resesi, Ini 6 Tips Hemat Atur Arus Kas untuk UMKM
5. Membuka Akun Valas
Terakhir, kamu bisa membuka akun valas atau rekening dalam mata uang negara tujuan berkuliah nanti sekitar satu atau tiga tahun sebelum masuk kuliah.
Dana tersebut nantinya bisa dipakai untuk bertransaksi selama masa kuliah atau bahkan mendaftarkan diri di universitas yang diinginkan.
Demikian tips hemat membuat perencanaan keuangan untuk melanjutkan studi di luar negeri yang bisa Kawan Puan mulai dari sekarang.
(*)