Sedangkan jenis kanker yan diderita anak-anak yakni kanker darah atau leukimia.
"Kalau dibandingkan data kanker (Indonesia) dari 2013 ke 2018, memang prevalensinya meningkat dari 1,4 per 1.000 penduduk jadi 1,8 per 1.000 penduduk," papar dr. Yanti.
Dari data tersebut dr. Yanti mengungkap kalau adanya prevalensi dari kanker, hal tersebut terjadi karena 70 persen pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah stadium sudah sulit untuk dilakukan intervensi.
Menurut dr. Yanti ada berbagai faktor lain yang membuat pasien mungkin terlambat menerima pengobatan kanker, di antaranya:
- Kurangnya akses ke pelayanan kesehatan rujukan terutama didaerah terpencil.
- Kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit.
- Waktu tunggu lama.
- Kurangnya alat pengobatan.
- Keterbatasan dokter spesialis.
- Kemampuan tenaga kesehatan dalam mendiagnosis penyakit belum optimal.
dr. Yanti menegaskan sebelum kondisi memburuk, penting sekali bagi setiap orang untuk melakukan deteksi dini, apakah mengalami kanker atau tidak.
"Skrining atau deteksi dini terhadap kanker supaya pasien itu datang tidak dalam kondisi lanjut itu sangat penting, sehingga penatalaksanaannya akan mudah, angka mortalitasnya pasti juga akan turun," pungkas dr. Yanti.
Baca Juga: Cepat Pulih, Ini 3 Rekomendasi Latihan Pasca Operasi Kanker Payudara
(*)