Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu pernah mendengar istilah hiperplasia endometrium?
Diketahui, hiperplasia endometrium menjadi suatu gangguan pada kesehatan reproduksi perempuan yang tentunya perlu mendapatkan pengobatan.
Dikutip dari Healthline, hiperplasia endometrium merupakan kondisi terjadinya penebalan secara tidak normal pada endometrium (lapisan dalam rahim).
Kondisi hiperplasia endometrium ini tidak bersifat kanker, tetapi menjadi awal dari kondisi kanker, oleh sebab itu harus segera memeriksakan kondisi tubuh.
Gejala Hiperplasia Endometrium
Berikut ini tanda-tanda hiperplasia endometrium yang harus segera disadari perempuan, antara lain:
- Durasi menstruasi lebih lama dari biasanya.
- Jarak antara periode menstruasi kurang dari 21 hari.
- Pendarahan pada vagina meskipun telah menopause.
Baca Juga: Waspada! Catat Ini 3 Penyebab Fibroid Rahim yang Dialami Perempuan
Perlu dicatat, kalau pendarahan yang tidak biasa itu bukan berarti menandakan hiperplasia endometrium, sebab dapat terjadi karena kondisi lain pula.
Penyebab Hiperplasia Endometrium
Penyebab paling umum dari hiperplasia endometrium yakni karena seseorang memiliki terlalu banyak estrogen dan tidak cukup progesteron.
Kondisi tersebut pun mengarah pada pertumbuhan sel yang berlebihan.
Selain itu perlu diketahui berbagai penyebab perempuan mengalami ketidakseimbangan hormon, yaitu:
- Mencapai masa menopause, yang mana tubuh tidak menghasilkan progesteron.
- Dalam masa perimenopause, di mana ovulasi tidak terjadi secara teratur.
- Sedang terapi hormon estrogen hingga memiliki berat badan berlebih.
Baca Juga: Menyerang Kesehatan Reproduksi Perempuan, Apa itu Fibroid Rahim?
Selain itu ada pula berbagai faktor risiko yang memengaruhi hiperplasia endometrium seperti:
- Berusia di atas 35 tahun,
- Mulai menstruasi di usia muda,
- Mencapai menopause pada usia lanjut,
- Memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes, penyakit tiroid, atau penyakit kandung empedu,
- Punya riwayat keluarga dengan kanker rahim, ovarium, atau usus besar.
Diagnosis Hiperplasia Endometrium
Apabila Kawan Puan merasakan gejala hiperplasia endometrium, maka disarankan untuk pergi ke dokter.
Pastikan jujur ke dokter tentang kondisi yang sebenarnya mulai dari pendarahan hingga apakah Kawan Puan tengan mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Selain itu, dokter mungkin juga akan melakukan USG transvaginal, hiteroskopi, dan biopsi demi mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi.
Dengan begitu langkah untuk pengobatan hiperlapsia endometrium pun bisa segera diambil.
Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan, Ini Cara Menjaga Serviks Tetap Sehat
(*)