- Rasa logam di mulut
- Diare, dan rasa tidak nyaman lainnya.
Prof. Aru menegaskan berbagai kondisi tersebut mengurangi nafsu makan dan bahkan minum yang akhirnya dapat menyebabkan malnutrisi.
Padahal malnutrisi pada kanker akan sangat berdampak pada keberhasilan terapi.
"Oleh karena itu perlu upaya pencegahan malnutrisi pada pasien kanker dengan berbagai intervensi dan solusi, termasuk melalui kolaborasi multi-disiplin tim onkologi dengan tim gizi klinis agar hasil terapi kanker pada pasien menjadi lebih optimal," tambah Prof. Aru.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinis menyatakan kebutuhan nutrisi pasien kanker berbeda dari orang sehat.
"Pemenuhan nutrisi (pada pasien kanker) tersebut sangat penting untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat terapi," terang dr. Cindi.
Adapun pemberian nutrisi optimal saat terapi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi yakni sebesar 25 – 30 kkal/kg BB/hari.
Baca Juga: Kemenkes Ungkap Daftar Kanker yang Paling Banyak Diderita Masyarakat Indonesia, Ada Kanker Payudara
Selain itu, pasien kanker juga harus memenuhi kebutuhan nutrisi sebagai berikut:
- Memenuhi kebutuhan protein sebesar 1.0 – 1.5 g/kg BB/hari
- Mencukupi Eicosapentaenoic Acid (EPA) alias asam lemak omega-3 sebanyak 1-2 g per hari.
"Namun apabila pasien masih tidak dapat mengasup makanan sesuai kebutuhan hariannya atau sulit memenuhi kebutuhan EPA, protein, dan energi sesuai anjuran, maka suplementasi dengan ONS (oral nutritional supplement)," pungkas dr. Cindi.
ONS merupakan makanan cair yang menjadi salah satu solusi dalam pemenuhan nutrisi pasien kanker.
Ditambahkan oleh dr. Cindi bahwa pemberian ONS harus dari anjuran dokter dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
(*)