Misalnya saja seperti pembuka rentetan koleksi 'Baur' oleh Laura Basuki yang mengenakan dress yang terbuat dari kain bekas bertuliskan pesan-pesan menarik.
Kain bekas tersebut dikumpulkan oleh Sejauh Mata Memandang dalam pameran seni "Kisah Punah Kita" di ARTJOG 2022 selama 8 Juli hingga 4 September 2022, di Yogyakarta.
Selain itu, Sejauh juga menggunakan kain hasil daur ulang dari pakaian tidak layak pakai (limbah tekstil pasca produksi) yang kemudian diolah, digabungkan dengan benang baru, dan dipadupadankan dengan kain baru sehingga kembali menjadi pakaian baru.
Mengedepankan konsel slow fashion dan sirkularitas sudah serius dilakukan oleh jenama ini sejak awal terbentuk, sehingga Chitra secara serius mendirikan program Daur Ulang Sejauh yang bekerja sama dengan Ecotouch untuk mengumpulkan limbah tekstil pasca produksi tersebut.
Material-material itu kemudian didaur ulang melalui berbagai tahapan proses, mulai dari pemilahan bahan, pencopotan kancing dan resleting, pemotongan, pencacahan, dan proses-proses lainnya sampai akhirnya kembali menjadi benang.
Tak sampai di situ, benang hasil daur ulang tersebut kemudian dipadukan dengan benang katun baru sebagai penguat dan ditenun kembali menjadi kain.
Diinformasikan bahwa proses produksi “Baur” dilakukan di beberapa kota, dari Jakarta dan Bandung untuk proses daur ulang, serta di Pekalongan untuk proses penenunan kain.
Baca Juga: Sindiran untuk Semua Orang, Sejauh Mata Memandang Hadirkan Pameran Kisah Punah Kita
Semua proses produksi dikerjakan dengan menggunakan teknologi yang bertanggungjawab serta melibatkan berbagai komunitas sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.
“Saya percaya bahwa setiap individu punya kontribusi dan peran penting dalam menjaga lingkungan dan mencegah kerusakan alam sebagai hal serius yang kita hadapi saat ini. Sebagai jenama yang bergerak di bidang tekstil, Sejauh Mata Memandang berperan aktif dan berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga Bumi," jelas Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang.
"Melalui koleksi ‘Baur’, kami memperpanjang siklus hidup pakaian dan limbah tekstil pasca produksi sehingga tidak menjadi sampah abadi. Kami menyadari bahwa kenyataannya tidak ada produk yang bisa seutuhnya lestari, namun kami terus berupaya untuk lebih bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang kami lakukan dalam berkarya,” tambahnya.
(*)