Terlebih setelah berjuang menghadapi pandemi Covid-19 selama kurang lebih 2,5 tahun belakangan sempat membuat perekonomian Indonesia lesu.
"Kita semua sudah berjuang bersama menghadapi pandemi, dan menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, khususnya para pengusaha," ungkap Assad.
"Kita bisa bertahan dan berjuang bersama untuk tetap menjalani roda-roda bisnis perusahaan dan perekonomian," imbuhnya.
"Apa pun tantangannya, kami pengusaha muda khususnya HIPMI Jaksel selalu siap berkontribusi dalam memperkuat ekonomi nasional," terangnya lagi.
Muhammad Assad kembali menjelaskan bahwa langkah persiapan tetap harus dilakukan apa pun yang terjadi dalam perekonomian Indonesia nantinya.
Pasalnya, resesi global sendiri sejauh ini sudah berdampak pada pasar yang bergerak di sektor manufaktur, jasa, keuangan, dan distribusi.
Yang mana, sebagian besar pengusaha yang tergabung dalam HIPMI Jaksel juga mempunyai bisnis di sektor-sektor tersebut.
Adapun strategi yang bisa dijalankan para pengusaha untuk bisnis berkelanjutan dalam menghadapi resesi terbagi menjadi lima langkah.
Pertama, yaitu membuat rencana kerja menghadapi resesi. Kedua, mengembangkan struktur jabatan dalam perusahaan.
Ketiga, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menjalankan bisnis. Keempat, yakni mengidentifikasi peluang mendapatkan keuntungan cepat.
Kemudian yang kelima, pengusaha perlu mengkomunikasikan kesuksesan bisnis yang diraihnya.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan bisnis dari para anggota HIPMI Jaksel, agar mampu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
Nah, kira-kira begitulah strategi antisipasi resesi dari HIPMI Jakarta Selatan. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Prediksi Ekonomi Indonesia 2023, Benarkah Tidak Akan Terdampak Resesi?
(*)