Parapuan.co - Beberapa bulan belakangan ini kampanye Kebaya Goes to UNESCO sedang digencarkan para pelestari wastra nusantara agar bisa didukung oleh masyarakat Indonesia.
Hal ini bertujuan agar kebaya bisa menyusul batik untuk ditetapkan sebagai warisan budaya oleh Unesco.
Karena tentu saja, untuk bisa ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO dibutuhkan proses dan perjuangan yang panjang.
Sehingga dengan semakin marak dan dukungan yang melimpah terhadap kampanye tersebut, bisa menjadikan salah satu pakaian tradisional Indonesia ini mendapatkan pengakuan dunia.
Namun, sebelum Kawan Puan turut mendukung gerakan Kebaya Goes to UNESCO ini, yuk kenali dulu jenis-jenis kebaya dari berbagai daerah di Indonesia, yang perlu kamu tahu:
Kebaya Kutubaru yang berasal dari Jawa Tengah ini kerap dianggap serupa dengan kebaya Jawa pada umumnya.
Namun sebenarnya, jenis kebaya yang satu ini terdapat perbedaan yang terletak pada kain yang menghubungkan lipatan kebaya di kanan dan kiri pada bagian dada.
Baca Juga: Kampanyekan Kebaya Goes to UNESCO, Sejumlah Siswi di Bali Rafting Pakai Kebaya
Kain penutup tersebut umumnya dikenal dengan istilah bef dalam dunia mode.
Kebaya yang muncul di akhir abad ke-18 ini biasanya dikenakan dengan menambahkan stagen atau kain yang dililit di bagian perut untuk menegaskan siluet feminin dari tubuh.
Selain itu, kebaya kutubaru juga sering dikombinasikan dengan batik wiron yang dilipat berlapis-lapis.
2. Kebaya Sunda
Jika dilihat sekilas mungkin kebaya Sunda tak jauh berbeda dengan kebaya dari Jawa Tengah atau Jawa Timur.
Kendati demikian, kebaya dari Jawa Barat ini justru memiliki pembeda yang terletak pada motif di area leher.
Selain itu, warna kebaya Sunda biasanya menggunakan warna-warna cerah yang cantik.
Sementara bawahannya dipadukan dengan kain jarik atau dalam bahasa Sunda disebut sinjang bundel.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Sewa Baju Kondangan di Instagram, Dress hingga Kebaya Modern
3. Kebaya Jawa
Kebaya Jawa adalah salah satu jenis kebaya klasik yang dulunya hanya dikenakan oleh kalangan keraton atau bangsawan.
Kendati demikian, dengan perkembangan zaman kebaya jenis ini makin banyak dikenakan oleh banyak perempuan tanpa memandang status sosial.
Salah satu ciri khas dari kebaya ini sendiri memiliki kerah yang dibuat vertikal atau berbentuk V, yang umumnya tak memiliki lipatan kain.
Kebaya Jawa juga tergolong tipis cenderung transaparan, yang biasanya dihiasi oleh motif sederhana. Maka dari itu ketika mengenakan kebaya motif ini perlu mengenakan dalaman atau kemben.
4. Kebaya Encim
Kebaya encim adalah salah satu pakaian tradisional khas Betawi, yang terjadi akulturasi dengan budaya pakaian Tionghoa.
Baca Juga: Pemeran Badarawuhi Aulia Sarah Resmi Tunangan, Anggun Berbalut Kebaya Nude
Untuk diketahui juga, nama ‘encim’ diambil dari bahasa Hokkien yang artinya ‘bibi’.
Dulunya kebaya encim lebih banyak dikenakan oleh perempuan yang berasal dari kalangan menengah atas di Jakarta.
Kebaya jenis ini juga terkenal karena motifnya yang sangat beragam memamerkan flora dan fauna.
Warna yang sering kali dipilih untuk kebaya encim adalah warna-warna cerah yang mencolok perhatian, seperti merah muda, biru langit, kuning hingga toska.
Selain itu, ciri khas lainnya juga terlihat pada renda atau bordir di bagian ujung badan dan lengan.
5. Kebaya Bali
Dari segi desain, kebaya Bali mungkin sedikit mirip dengan kebaya kutubaru karena terdapat bef di bagian dada.
Baca Juga: Tampil Anggun dengan 5 Rekomendasi Baju Kondangan Kebaya Bali Berikut Ini
Namun yang menjadi pembeda adalah kebaya Bali dikenakan bersamaan dengan kain atau selendang yang dililitkan di pinggang seperti obi.
Ternyata selendang yang dililitkan di perut ini memiliki makna khusus. Selendang ini adalah simbol pengikat nafsu serta perilaku buruk ketika memasuki area pura saat beribadah.
Untuk penggunaan warnanya, kebaya jenis ini juga sering kali memakai warna cerah yang menggambarkan keceriaan perempuan Bali.
Itu dia segelintir dari banyaknya jenis kebaya berbagai daerah di Indonesia.
Tiap daerah menunjukkan pesona kebayanya masing-masing yang sama cantiknya dikenakan oleh perempuan.
Yuk kita dukung gerakan Kebaya Goes to Unesco agar pakaian tradisional khas Indonesia bisa diakui dunia.
(*)