Kondisi tersebut juga tak dipisahkan dari anggapan kalau perempuan tak dapat berperan dalam bidang ekonomi. Padahal, sebaliknya, partisipasi perempuan dalam roda ekonomi dapat memberi dampak besar.
”Pemberdayaan perempuan tidak hanya (berdampak) pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bisa memberikan efek tambahan dalam upaya pengurangan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan, dan kesejahteraan masyarakat,” ucap Juda.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menambahkan, perempuan punya peran penting dalam perekonomian, baik dalam skala rumah tangga maupun nasional.
Perempuan yang sehat dan teredukasi, lanjutnya, akan mampu menciptakan generasi selanjutnya yang akan menentukan kualitas bangsa ke depan. Terkait dengan peran secara nasional, Sri Mulyani menyebut UMKM milik perempuan memiliki kontribusi hingga 61 persen dari total produk domestik bruto (PDB).
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Hadriani mengatakan bahwa salah satu upaya yang dapat diusulkan Indonesia pada agenda G20 adalah mendorong pemilik UMKM perempuan agar masuk ke dalam ekosistem digital.
“Dukungan dapat berupa pembangunan infrastruktur digital dan kerja sama teknologi, perluasan konektivitas digital secara inklusif, serta meningkatkan literasi digital pelaku UMKM,” ungkap Handriani.
Upaya kesetaraan finansial perempuan
Di Indonesia sendiri, berbagai upaya juga telah dilakukan pemerintah lewat dukungan berbagai pihak. Presiden Joko Widodo menyebut, langkah pertama yang dilakukan Indonesia adalah dengan meningkatkan inklusi keuangan perempuan pelaku UMKM.
”Inklusi keuangan adalah prioritas Indonesia. Indeks keuangan inklusif kami telah mencapai 81 persen dan kami targetkan mencapai 90 persen di tahun 2024,” kata Joko Widodo.
Untuk mencapai hal itu, pembiayaan yang ramah dan akses pendanaan bagi UMKM di Indonesia akan terus diperkuat. Hingga saat ini, pemerintah telah mengalokasikan 17,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk mendorong kredit usaha rakyat (KUR).
Selain itu, Indonesia juga meluncurkan 1,1 miliar dolar AS bagi Program Produktif Usaha Mikro, dengan 63,5 persen dari nilai tersebut diterima pengusaha perempuan. Khusus untuk pengusaha perempuan mikro dan ultramikro, hadir juga program mengembangkan skema permodalan khusus yang disebut program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
”Dalam bahasa Inggris, mekar berarti to grow, to blossom. Melambangkan semangat bagi tumbuh berkembangnya peran ekonomi perempuan,” katanya.
Baca Juga: Hadapi Ancaman Kesehatan Global di Masa Depan, Forum G20 Bahas Langkah Pencegahan Ini
Untuk meraih pasar yang lebih besar, pemerintah bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga terus mempercepat akses ke ranah digital. Dukungan tersebut diwujudkan Kominfo melalui pembangunan infrastruktur digital dan kerja sama teknologi, perluasan konektivitas digital secara inklusif, serta meningkatkan literasi digital pelaku UMKM.
”Selama pandemi, 8,4 juta UMKM Indonesia telah memasuki ekosistem digital, termasuk bagi 54 persen UMKM perempuan. Transformasi UMKM akan semakin kuat apabila didukung berbagai kebijakan strategis tersebut,” pungkas Joko Widodo.