“Pemberdayaan ekonomi adalah salah satu pilar yang diusung oleh Allianz Indonesia melalui kegiatan CSR, dimana kami fokus pada inisiatif-inisiatif yang dapat mendukung pengembangan usaha dan perekonomian masyarakat," ujar kata Henny, Head of CSR & ESG Allianz Indonesia dalam rilis pers yang diterima PARAPUAN.
Sejak tahun 2016, Allianz Indonesia secara konsisten memberikan pembinaan untuk UMKM penyandang disabilitas.
Kali ini, pihaknya turut memberikan pelatihan bagi pelaku UMKM agar dapat mengembangkan usaha dan produktifitasnya dalam menghadapi masa recovery setelah melewati masa pandemi.
Program Allianz Setara berlangsung selama empat bulan yakni dari Juli – Oktober 2022.
Adapun lima sesi pelatihan secara daring atau webinar telah digelar yang difasilitasi juga dengan juru bahasa isyarat sebagai pelengkap penyampaian materi.
Kelima sesi webinar dibuat untuk membantu pelaku UMKM dan UMKM dengan disabilitas agar lebih berdaya dan semakin mahir mengatur keuangan untuk bisnisnya.
Adapun topik-topik yang diberikan adalah mengenai pemasaran produk, seperti desain kemasan produk yang menarik dan efektif, tips untuk memasarkan produk lewat media sosial dan strategi pemasaran dengan influencer, bisnis melalui jalur digital yang sah dan aman, manajemen keuangan dan bisnis yang sehat, serta mengelola modal minimal menjadi penghasilan maksimal.
elatihan ini juga mengundang berbagai pemateri yang ahli di bidangnya masing-masing.
Program Allianz Setara diikuti lebih dari 3000 peserta pelaku UMKM.
Baca Juga: Begini Perjalanan UMKM Furnitur VOC Store yang 100 Persen Jual Produk Lokal
Sebanyak 10 peserta terbaik yang terpilih mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pelatihan ke sesi mentoring atau pendampingan.
Melalui sesi mentoring yang dilakukan selama bulan November dan Desember 2022 ini, sepuluh peserta pelaku UMKM terpilih diharapkan akan semakin mahir dalam mengelola bisnis, sehingga bisa terus berkembang lebih besar.
Kedepannya, pihak Allianz akan terus melanjutkan program ini sehingga membantu lebih banyak lagi pelaku UMKM dan UMKM dengan disabilitas hingga ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
"Melalui kerja sama ini, Lingkaran juga berharap dapat mempersiapkan para pelaku UMKM dan UMKM dengan disabilitas agar lebih berdaya dan mampu menjawab tantangan zaman, sesuai dengan visi dan misi Lingkaran,” ucap Wendy Pratama selaku CEO Lingkaran.
(*)