Cocok untuk Pencinta Puisi, Yuk Kunjungi Pameran Chairil Anwar di Galeri Salihara

Alessandra Langit - Kamis, 3 November 2022
Pameran Seratus Tahun Chairil Anwar di Galeri Salihara
Pameran Seratus Tahun Chairil Anwar di Galeri Salihara Komunitas Salihara

Pameran "Aku Berkisar Antara Mereka" merupakan sebuah program kerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin.

Pusat Dokumentasi Sasyta H.B. Jassin dikuratori oleh dua perempuan yang aktif di dunia seni dan sastra yaitu Cecil Mariani dan Laksmi Pamuntjak.

Dalam tulisan kuratorial yang ditulis oleh keduanya, pameran ini ingin memaknai ulang kontribusi sang penyair dalam dunia sastra Indonesia.

Pameran ini juga memberikan dimensi lain selain mitos "binatang jalang" yang melekat pada dirinya.

Pameran ini tidak hanya menampilkan karya-karya Chairil Anwar saja namun juga memperlihatkan dimensi-dimensi lain dalam kesusastraannya.

Kawan Puan bisa melihat peran kritikus H.B. Jassin, pengaruh penyair-penyair dunia pada sajak-sajaknya, serta perdebatan sengit seputar mana yang merupakan karya asli, saduran, terjemahan atau jiplakan.

Tidak hanya tentang Chairil Anwar, pameran ini juga menyoroti sejumlah tokoh baik dari kalangan pelukis Indonesia hingga penyair luar.

Tokoh-tokoh yang ikut dipamerkan sedikit banyak memengaruhi karya dari seorang Chairil Anwar.

Para kurator hendak menampilkan hubungan-hubungan yang terjadi sehingga bisa memberikan gambaran sang tokoh terhadap sumber inspirasi.

Inspirasi tersebut datang dari pandangan akan seni rupa, agama, dan politik pergerakan.

Pameran "Aku Berkisar Antara Mereka" buka untuk umum dari 28 Oktober-04 Desember 2022.

Dengan tiket masuk Rp35.000 pengunjung bisa menikmati seluruh tilikan sang penyair yang terbagi ke beberapa bagian.

Kawan Puan, pameran ini buka setiap Selasa-Minggu pukul 11:00-19:00 WIB.

Baca Juga: Perjalanan Seni 30 Tahun, Tengok Karya Agus Suwage dalam Pameran The Theater of Me di Museum MACAN Jakarta

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?