Anak Berperilaku Buruk? Ini Satu Hal yang Wajib Diubah Oleh Orang Tua

Arintha Widya - Kamis, 3 November 2022
ilustrasi: yang harus diubah orang tua jika anak berperilaku buruk
ilustrasi: yang harus diubah orang tua jika anak berperilaku buruk Stock photo and footage

Parapuan.co - Kawan Puan mendapati anak berperilaku buruk dan merasa sudah melakukan segalanya untuk mengubah hal itu?

Anak-anak mungkin berperilaku tidak terpuji, semisal menyontek saat ujian dan menulis surat permintaan maaf ternyata tidak membuat mereka berubah.

Suatu ketika anak membanting pintu saat kamu memarahinya dan mereka bahkan tidak meminta maaf untuk itu.

Banyak orang tua berpikir bahwa saat anak berperilaku buruk, orang tua berusaha memperbaiki sikap putra maupun putri mereka.

Ternyata hal tersebut tidak tepat lo, Kawan Puan. Justru, orang tualah yang mesti membuat perubahan dalam dirinya.

Kenapa demikian? Simak dulu penjelasan lengkapnya menurut Ralphie Jacobs dari Simply on Purpose sebagaimana mengutip iMom!

1. Ubah Keyakinan Bahwa Tugas Orang Tua adalah Menyingkirkan Perilaku Buruk

Ralphie Jacobs pernah membaca surat dari orang tua yang di dalamnya terdapat kalimat, "Tidak ada yang pernah bertanya apa yang harus dilakukan ketika anak-anak berperilaku baik."

Ia tertawa saat membacanya dan teringat bahwa ia sendiri tidak pernah menyela saat anak-anaknya bermain bersama di kamar.

Baca Juga: Jadilah Teladan, Inilah 5 Cara Mengatasi Anak yang Suka Berbohong

Menggunakan analogi tersebut, ia menilai seharusnya orang tua tidak menerapkan konsep "Jika tidak rusak, jangan diperbaiki" terhadap anak-anak.

Maksudnya, perilaku buruk anak tidak bisa dimaknai begitu saja dengan menganggap mereka "rusak" dan "harus diperbaiki".

Menurutnya jika anak berperilaku negatif, orang tua perlu fokus pada perilaku positif anak dibandingkan berharap untuk memperbaiki keburukan buah hati.

Sebagai orang tua, kita harus berhenti menjadikan menghapus yang buruk sebagai tujuan dan fokus pada menumbuhkan yang baik.

Apabila dianalogikan dalam angka statistik, katakanlah setiap orang tua memiliki 100 interaksi dengan anak.

Sekitar 85 di antaranya adalah ketika orang tua mengingatkan anak melakukan kesalahan, sedangkan 15 sisanya baru untuk memuji buah hati dan bonding.

Jika kamu mengubah intensitasnya menjadi 50:50 saja, coba lihat seperti apa perbedaannya dibandingkan 85:15 tadi.

2. Temukan Perilaku Terpuji Anak dan Tingkatkan Kebaikannya

Kamu mungkin saja frustrasi dengan perilaku anak-anak, sehingga reflek untuk mengingatkan mereka tidak boleh ini dan itu.

Baca Juga: Tak Perlu Berteriak, Ini 5 Cara Mengatasi Perilaku Negatif Anak

Sampai-sampai kamu tidak ingat kapan kamu pernah memuji anak karena perilaku baiknya.

Padahal, perilaku positif anak membutuhkan perhatian yang sama besarnya dengan yang negatif.

Ketika kamu fokus pada perilaku positifnya dan memuji mereka untuk itu, maka mereka akan mempunyai keinginan untuk kembali melakukan tindakan terpuji.

Di dunia yang serba sempurna ini, memperhatikan perilaku yang baik dapat menjadi kunci yang membuka kebaikan di dalam diri anak.

Mereka membutuhkan bantuan kita sebagai orang tua untuk membukanya, dengan cara sesederhana mengatakan kalimat positif untuknya.

Jika anak berkata kasar, alih-alih bilang "Jangan berkata kasar pada ibu", kamu bisa mengatakan, "Coba bilang sekali lagi dengan cara yang lebih sopan, Nak."

Di samping itu, perlu kamu ingat bahwa tujuan utamamu adalah membuat anak berperilaku terpuji.

Jadi fokuslah hanya pada tindakan positifnya saja dan sebisa mungkin kurangi berteriak saat menegur kesalahannya.

Nah, semoga cara di atas bisa bekerja jika kamu praktikkan untuk mengurangi perilaku buruk buah hati ya, Kawan Puan.

Baca Juga: 4 Cara Mencegah Anak Mencuri, Salah Satunya Tanamkan Kejujuran

(*)

Sumber: iMom
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Serba-serbi Demam Babi Afrika yang Sedang Ramai, Ketahui Penyebab dan Penularannya