Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Ilustrasi di atas, relevan dengan uraian Marianne Cooper. Ini disusun berdasar riset, yang terkait peran pemimpin perempuan di masa pandemi.
Riset Cooper itu dimuat di Harvard Business Review, 2021 dengan judul, “Research: Women Leader Took on Even More Invisible Work During the Pandemic”.
Baca Juga: Hadapi Tantangan Berkarier, Maya Kamdani Ungkap Dukungan Keluarga Penting
Temuan diperoleh setelah Cooper melakukan survei pada 65.000 karyawan yang berasal lebih dari 400 perusahaan.
Didapati kenyataan bahwa perempuan yang terutama ada di jenjang pimpinan perusahaan, seringkali mengambil alih pekerjaan yang bersifat memperjuangkan keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas bagi sesama perempuan.
Inisiatif ini sangat sentral perannya, terutama di masa pandemi.
Namun sayangnya, untuk peran itu perusahaan cenderung tak menghargai yang dijalankan perempuan.
Pekerjaan-pekerjaan mengatasi efek pandemi, memang bukan tanggung jawab formal pemimpin perempuan.
Namun jika para lady boss ini tak mengambil inisiatif, perusahaan dapat masuk dalam situasi krisis yang merugikan perusahaan, terlebih di masa pandemi.
Hal yang dijalankan pemimpin perempuan itu dianggap penting, namun tak dianggap sebagai kerja yang diperhitungkan.