“Padahal sebagian besar faktor risiko tersebut dapat dicegah atau dikontrol. Artinya ‘pemeriksaan rutin’ menjadi kunci untuk menghindari risiko berbagai penyakit mata, termasuk kelainan makula.
"Apabila kondisi penyakit makula terdiagnosis lebih awal, sangat mungkin perkembangannya diperlambat sebelum memburuk dan menyebabkan kebutaan permanen,” tegas dr. Ferdiriva.
Menurut data dari JEC, selama tiga tahun terakhir (2019-2021), jumlah pasien yang terdiagnosis berbagai penyakit makula terus mengalami peningkatan.
Selama 2020, jumlah pasien dengan penyakit makula bertambah 12,6 persen dibandingkan 2019, sedangkan pada 2021 meningkat 102,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Khusus selama 2022, hingga Mei lalu, jumlah pasien yang terdiagnosis penyakit makula sudah mencapai lebih dari 10.000 orang.
Dari 14 jenis penyakit makula, AMD menjadi penyakit makula dengan jumlah pasien terbanyak di JEC - yaitu 28 persen dari total pasien sepanjang Januari-Mei 2022.
“Banyak sekali kasus kelainan pada makula yang kurang terdiagnosis. Minimnya fasilitas dan pemeriksaan penunjang menjadi kendala mendasar. Sebab, untuk mendiagnosis kelainan pada makula tidak hanya membutuhkan pemeriksaan klinis, tetapi juga pemeriksaan berbasis teknologi canggih.
"Dengan mengetahui adanya potensi kelainan pada makula sedini mungkin, maka risiko terjadinya penurunan tajam penglihatan, yang bisa memburuk menjadi kebutaan permanen, dapat dihindari,” papar dr. Soefiandi Soedarman, SpM(K), Direktur Medik JEC @ Menteng.
Memahami situasi tersebut, JEC Eye Hospital & Clinics, selaku eye care leader di Indonesia, meluncurkan layanan terbaru: JEC Macula Center, sebuah sentra penanganan khusus makula pertama di Indonesia dan satu-satunya dimiliki oleh sebuah institusi rumah sakit mata di Tanah Air.
Baca Juga: Orang yang Masih Hidup Melakukan Donor Mata, Bolehkah? Ini Kata Dokter
Hadir perdana di RS Mata JEC @ Menteng, JEC Macula Center menawarkan keahlian diagnostik serta penanganan makula secara mumpuni dan komprehensif.
Dari sisi sumber daya manusia, JEC Macula Center diperkuat 10 dokter spesialis retina; 4 di antaranya telah bergelar doktor.
Sementara, dari segi teknologi, layanan terbaru JEC ini menghadirkan Comprehensive Diagnostic Center dengan 15 kategori pemeriksaan diagnostik berteknologi mutakhir; 5 di antaranya khusus untuk pemeriksaan bagian belakang bola mata (posterior).
JEC Macula Center juga dilengkapi operating theater khusus (termasuk patient reception dan waiting room).
Ruang operasinya menggunakan peralatan berteknologi terdepan, seperti Carl Zeiss Microscope OPMI Lumera 700 dengan fitur rescan untuk memberikan real time HD OCT pada saat operasi makula.
Selain itu, agar penanganan dan perawatan pasien berlangsung berkelanjutan di bawah pengawasan dokter, JEC Macula Center melengkapi layanannya dengan ruang rawat inap berstandar tinggi; dengan mengedepankan kenyamanan dan keamanan pasien.
“Meski tidak langsung menyebabkan kebutaan total, penyakit makula bisa mengakibatkan penderitanya kesulitan menjalani aktivitas keseharian, seperti membaca, bahkan mengenali wajah orang lain. Tanpa diagnosis, penanganan dan perawatan dan tindakan yang tepat, kondisi penglihatan berpeluang memburuk.
"Karenanya, dalam mengonfirmasi sebuah diagnosis penyakit makula, perlu alat diagnostik khusus. Hadirnya JEC Macula Center merupakan langkah solutif dari JEC guna menyediakan hasil diagnosis yang lebih akurat sehingga dokter mata ahli bisa memutuskan penanganan dan tindakan yang tepat sesuai penyakit makula pasien,” lanjut dr. Soefiandi Soedarman, SpM(K).
Peluncuran JEC Macula Center telah dilangsungkan bersamaan dengan JEC Saturday Seminar ke-16 : “Inside the Macular View” - yakni sebuah ajang temu keilmuan para ahli mata yang melibatkan sekitar 500 partisipan (dokter spesialis retina dan dokter umum) dari Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Seminar juga menghadirkan pembicara dokter ahli dari Italia, China Taipei dan Singapura.
Hadirnya JEC Macula Center semakin menguatkan komitmen JEC Eye Hospitals & Clinics untuk terus berkontribusi mengoptimalkan penglihatan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Tanah Air.
Baca Juga: Hari Penglihatan Sedunia, Ini 7 Masalah Kesehatan Mata Paling Umum
(*)