Parapuan.co - Kawan Puan, mengajarkan anak tentang bahaya orang asing di zaman seperti sekarang tidak cukup dengan cara tradisional.
Orang tua zaman dulu, secara sederhana hanya mengatakan agar anak berhati-hati terhadap orang asing.
Ciri-ciri orang asing yang perlu diwaspadai biasanya yang menawarkan permen, mengendarai mobil berkaca gelap dan mencurigakan, dan yang wajahnya menyeramkan.
Akan tetapi, hal itu tidak berlaku di zaman sekarang karena orang yang punya tujuan tidak baik biasanya malah tampil dan memberi kesan positif dengan penampilan mereka.
Maka itu, mengajarkan tentang bahaya orang asing perlu dilakukan dengan cara yang berbeda.
Seperti apa? Simak penjelasannya di bawah ini sebagaimana mengutip iMom!
1. Ajarkan Anak Menggunakan Kode Ibu Jari
Pertama, kamu bisa mengajarkan anak untuk memberikan kode pada orang dewasa yang mereka kenal saat bertemu orang asing.
Anak-anak mungkin akan merasa nyaman atau tidak nyaman ketika bertemu orang asing dan malu mengungkapkan perasaannya kepada orang lain.
Baca Juga: Orang Asing Sedang Mencari Perhatian Anak? Waspada dengan Groomer
Dengan mengajarkan kode menggunakan ibu jari, anak lebih leluasa untuk mendengarkan intuisi mereka jika bertemu orang asing.
Mereka bisa mengangkat jempol menghadap ke atas jika bertemu orang baik, atau menurunkan jempol menghadap bawah jika bertemu orang menakutkan.
2. Ajarkan Perbedaan Situasi Aman dan Tidak Aman
Ajarkan anak bagaimana perbedaan situasi yang aman dan tidak aman bagi mereka.
Situasi yang aman adalah ketika orang asing bertanya kepada anak atau menyapa mereka saat ada orang tua di sisinya.
Jika anak seorang diri dan ada orang asing bertanya alamat atau informasi pribadi lainnya, bisa jadi situasinya tidak aman.
Sampaikan pada anak bahwa orang dewasa yang punya tujuan baik tidak akan mengulik informasi pribadi pada anak-anak.
3. Bahaya Orang Asing di Dunia Maya
Di zaman digital seperti sekarang, orang asing yang berbahaya tidak hanya akan ditemui di dunia nyata, tetapi juga dunia maya atau media sosial.
Jika kamu mengizinkan anak main game online, misalnya, mintalah mereka berhati-hati kalau ada seseorang meminta kontak pribadi.
Siapa mereka, bisa saja pemain game memalsukan identitasnya untuk bisa "mendekati" anak kamu.
Bila perlu, atur privasi pada ponsel atau gawai yang dipegang anak untuk menjaga keamanan mereka menggunakannya.
Nah, kalau Kawan Puan sudah mengajarkan hal apa kepada anak tentang bahaya orang asing?
Baca Juga: Sebelum Jadi Petaka, Begini 3 Cara Mengatasi Oversharing di Media Sosial
(*)