Kemenkes Sebut Pneumonia Jadi The Forgotten Pandemic, Kok Bisa?

Anna Maria Anggita - Sabtu, 12 November 2022
Pneumonia dianggap sebagai the forgotten pandemic
Pneumonia dianggap sebagai the forgotten pandemic comzeal

Parapuan.co Bertepatan dengan Hari Pneumonia Sedunia 2022 yang jatuh pada 12 November ini, masyarakat hendaknya mengetahui kalau pneumonia itu dianggap sebagai the forgotten pandemic. 

Dalam diskusi bertajuk 'Risiko Pneumonia di Era New Normal: Siapa Saja, Dimana Saja, Bisa Kena' pada (12/11/2022), dr. Prima Yosephine, MKM selaku Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes mengungkap pneumonia dianggap sebagai the forgotten pandemic atau pandemi yang terlupakan karena kondisi radang paru menyebabkan angka kematian yang besar.

"Berdasarkan data WHO diperkirakan ada sekitar 1,2 juta kematian setiap tahun yang disebabkan oleh pneumonia," kata dr. Prima dalam acara yang diselenggarakan oleh Pfizer dan Lippo General Insurance didukung Siloam Hospitals di Aryaduta Lippo Village, Karawaci.

Di sisi lain, dr. Prima menegaskan kalau WHO menyatakan pneumonia jadi penyebab kematian nomor satu di dunia dan berkontribusi terhadap 15 persen kematian pada balita.

Prevalensi Pneumonia di Indonesia

Menurut dr. Prima, di Indonesia pneumonia juga sangat endemis.

"Hasil riset RISKESDAS tahun 2018 prevalensi pneumonia secara umum itu sekitar empat persen.  Dengan prevalensi pada balita sekitar 4,8 persen, prevalensi untuk usia 15-24 tahun itu 3,7 persen, prevalansi usia 25-34 tahun 3,6 persen, dan di usia 35-44 tahun itu 3,7 persen," papar dr. Prima.

Sementara itu, untuk usia 65-74 tahun prevalensi pneumonia 5,8 persen.

"Prevalensi pneumonia tertinggi pada balita itu ada pada kelompok usia 12-23 bulan, yaitu sekitar enam persen," terang dr. Prima.

Baca Juga: Kenali Pentingnya Imunisasi PCV untuk Mencegah Pneumonia pada Bayi

Mengetahui bahwa anak memiliki prevalensi yang tinggi pada pneumonia, maka disarankan agar si kecil mendapat imunisasi untuk mencegah radang paru ini.

"Pneumonia ini dapat dicegah dengan intervensi yang komprehensif, mulai dengan melaksanakan perilaku hidup bersih-sehat, dan juga dengan melakukan imunisasi," saran dr. Prima.

Vaksinasi Pneumonia

"Pencegahan penyakit pneumonia yang disebabkan oleh hemofilus influenza tipe B itu sudah kita lakukan di Indonesia dengan mengintroduksi vaksin HI-B yang dikombinasikan dengan vaksin DPT HB sehingga pemberiannya dalam bentuk vaksin DPT HB ke dalam Program Imunisasi Nasional," jelas dr. Prima.

Ia menyatakan bahwa program vaksin DPT HB ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2013.

Tak hanya itu saja, dr. Prima menambahkan upaya mencegah pneumonia akan lebih efektif jika dibarengi dengan pemberian imunisasi pneumokokus konjugasi atau PCV," paparnya.

Lantas, kapan vaksin pneumonia bisa diberikan pada anak?

"Vaksin pneumonia ini penting diberikan sejak dini, yaitu sejak bayi berusia dua bulan dengan pemberian sebanyak tiga kali," pungkas dr. Prima.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka : Simak Gejala Pneumonia pada Anak

Penting untuk diketahui masyarakat jika pemberian vaksin PCV untuk anak-anak ini juga sudah dimasukkan ke dalam Program Imunisasi Nasional.

"Vaksin PCV untuk anak-anak dalam Program Imunisasi Nasional sudah diluncurkan secara resmi oleh bapak Menteri Kesehatan di tanggal 12 September 2022 yang lalu," tutup dr. Prima.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja