Bahkan, tanpa penanganan yang tepat, penyandang strabismus bisa berisiko terkena mata malas (ambliopia) dan gangguan perkembangan binokularitas, yakni gangguan pada pembentukan kemampuan penglihatan tiga dimensi/binokular.
Terdorong situasi tersebut, RS Mata JEC @ Kedoya menggagas “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC” untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang strabismus di Indonesia melalui pemberian operasi mata juling gratis kepada 100 pasien.
Inisiatif ini menjadi aksi sosial perdana yang berfokus pada penanganan mata juling di Indonesia.
“Penyandang mata juling tidak hanya berisiko terdampak dari sisi kesehatan penglihatannya saja! Strabismus juga memberi impak yang menyulitkan penyandangnya mendapatkan hidup berkualitas.
"Masyarakat masih melihat penyandang strabismus sebagai kelompok yang ‘berbeda’. Prasangka, kesalahpahaman, dan perlakuan negatif akibat stigma yang keliru turut meningkatkan tekanan sosial yang mau tak mau sering penyandang strabismus alami,” papar Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K) selaku Direktur Medik RS Mata JEC @ Kedoya, sekaligus Ketua Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC dan Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.
Temuan lain menyebut penyandang strabismus berisiko mengalami gangguan mental 10 persen lebih tinggi; termasuk lebih rentan terhadap gangguan psikologis seperti keinginan bunuh diri, depresi, ansietas, fobia sosial, hingga skizofrenia.
“Inisiatif ‘Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC’ yang perdana berlangsung tahun ini, kami gagas sebagai kepedulian JEC untuk membantu masyarakat penyandang strabismus - terutama dari kalangan membutuhkan, agar bisa mendapatkan kembali kualitas hidup mereka.
"Selaras dengan tujuan JEC Eye Hospitals and Clinics untuk terus berupaya mewujudkan visi mengoptimalkan penglihatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” imbuh Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K).
Baca Juga: Hari Penglihatan Sedunia, Ini 7 Masalah Kesehatan Mata Paling Umum