KTT G20 Digelar Mulai Hari Ini, Apa Manfaat G20 untuk Indonesia?

Parapuan.co - Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty atau KTT G20 telah dimulai hari ini (15/11/2022) di Bali.

Sebanyak 17 kepala negara anggota G20 dipastikan hadir dalam KTT G20 yang akan berlangsung hingga besok, Rabu (16/11/2022).

Beberapa kepala negara yang hadir secara langsung di antaranya Presiden RI Joko Widodo, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden China Xi Jinping, PM India Narendra Modi, dan beberapa pemimpin lainnya.

G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri atas 19 negara utama dan Uni Eropa.

Di mana negara-negara ini memiliki pendapatan menengah hingga tinggi, dari negara berkembang hingga negara maju.

Dibentuknya G20 untuk merangkul negara maju dan berkembang menghadapi berbagai krisis dunia.

Lantas mengapa KTT G20 digelar di Indonesia tahun ini?

Ternyata penyelenggaraan KTT G20 di Indonesia tidak lepas dari posisi Indonesia yang kini tengah memegang presidensi G20, untuk periode satu tahun sejak Desember 2021 hingga November 2022.

Sebagian besar masyarakat belum tahu, apa manfaat G20 untuk Indonesia? Simak ulasannya seperti dikutip PARAPUAN dari laman resmi Kemenkeu dan Kemlu RI.

Presidensi Indonesia untuk G20

Mengutip laman resmi Kementerian Luar Negeri, ini adalah kali pertama Indonesia memegang Presidensi Group of 20 atau G20.

Berlangsung selama satu tahun mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022, tema Presidensi G20 yang diusung Indonesia adalah 'Recover Together, Recover Stronger.'

Tema ini diangkat Indonesia dengan melihat dunia yang masih ada dalam tekanan pasca pandemi Covid-19, sehingga perlu upaya bersama dan inklusif untuk mencari solusi pemulihan dunia.

Untuk mencapai target tersebut, Presidensi Indonesia pun berfokus pada tiga sektor prioritas yang bisa menjadi kunci pemulihan yang kuat serta berkelanjutan.

Pertama yakni Penguatan Arsitektur Kesehatan Global bukan hanya untuk menangani pandemi saat ini, tapi juga untuk menyiapkan dunia memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik untuk menghadapi krisis kesehatan lain ke depannya.

Kedua adalah sektor Transformasi Digital, yang menjadi solusi utama untuk menggerakkan perekonomian di kala pandemi.

Untuk itu pada presidensi ini, Indonesia berfokus untuk meningkatkan kemampuan digital dan literasi digital, agar transformasi inklusif bisa dinikmati semua negara.

Fokus ketiga pada presidensi Indonesia adalah Transisi Energi, untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan dan hijau, serta menangani perubahan iklim.

Presidensi Indonesia pun mendorong transisi energi menuju energi baru dan terbarukan, dengan mengedepankan keamanan energi, aksesiilitas serta keterjangkauan.

Manfaat G20 untuk Indonesia

Sebagian masyarakat masih belum mengetahui, apa manfaat G20 untuk Indonesia.

Perlu diketahui peran nyata G20 bagi masyarakat dunia terbagi atas beberapa hal mulai dari penanganan krisis keuangan global, kebijakan pajak, kontribusi penanganan pandemi, hingga isu lainnya.

Dalam krisis keuangan global 2008 misalnya, G20 dianggap telah membantu dunia ke jalur pertumbuhan dan mendorong reformasi bidang finansial.

Sementara di masa pandemi, G20 berkontribusi bagi penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpanghasilan rendah, penghapusan bea dan pajak impor, hingga pengurangan bea untuk vaksin sampai obat-obatan.

Lalu apa manfaat Indonesia mengikuti forum G20?

Menurut laman Kemenkeu, keanggotaan Indonesia di G20 membawa manfaat dari informasi dan pengetahuan lebih awal tentang berbagai hal.

Mulai dari perkembangan ekonomi global, potensi serta risiko yang dihadapi, serta kebijakan ekonomi yang diterapkan negara lain, utamanya negara-negara maju.

Dengan begitu, Indonesia pun mampu menyiapkan kebijakan ekonomi yang lebih tepat dan terbaik.

Indonesia pun bisa memperjuangkan kepentingan nasional, dengan mendapat dukungan internasional, melalui forum ini.

Tak kalah penting, nama dan prestasi Indonesia pun tercatat, semakin dikenal, serta diakui oleh berbagai forum dan organisasi internasional.

Jadi itu tadi manfaat G20 untuk Indonesia ya, Kawan Puan. (*)