Namun ternyata, suntikan botox juga digunakan untuk mengobati kondisi medis lainnya yang memengaruhi fungsi tubuh.
Seperti kejang leher (dystonia serviks), keringat berlebih (hiperhidrosis), kandung kemih yang terlalu aktif, dan mata malas.
Bahkan dalam beberapa kasus, suntikan botox juga dapat membantu mencegah migrain kronis.
Sebenarnya suntikan botox relatif aman jika dilakukan oleh dokter yang berpengalaman.
Namun, penting untuk diketahui bahwa ada kemungkinan efek samping dan komplikasi yang bisa dirasakan pasca prosedur dilakukan.
Mulai dari nyeri, bengkak atau memar di tempat suntikan, sakit kepala atau gejala seperti flu, kelopak mata terkulai atau alis terangkat, senyum bengkok, kekeringan mata atau air mata berlebihan.
Di sisi lain, meski sangat kecil kemungkinannya, ada risiko racun dalam suntikan bisa menyebar ke tubuh.
Penting untuk segera mengubungi dokter jika Kawan Puan melihat salah satu dari efek ini berjam-jam hingga berminggu-minggu setelah melakukan botox.
Seperti kelemahan otot, masalah penglihatan, kesulitan berbicara atau menelan, masalah pernapasan hingga hilangnya kontrol kandung kemih.
Baca Juga: Wajah Mudah Berjerawat? Ini 15 Cara Mengontrol Kulit Berminyak
Para dokter pun umumnya akan menyarankan untuk tidak menyuntikan botox saat kamu sedang hamil atau menyusui.
Selain itu, botox juga tidak boleh digunakan oleh mereka yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi.
(*)