Parapuan.co - Salah satu aturan berpakaian yang harus diikuti oleh para petenis yang mengikuti turnamen tenis Wimbledon adalah mengenakan pakaian serba putih.
Namun setelah 125 tahun, akhirnya Wimbledon memutuskan untuk membuat satu amandemen dan melonggarkan aturan pakaian serba putih untuk petenis perempuan.
Melansir dari People, amandemen baru tersebut menyatakan bahwa perempuan sekarang dapat "mengenakan celana dalam yang solid, berwarna sedang/gelap asalkan tidak lebih panjang dari celana pendek atau rok mereka."
Tetapi semua persyaratan lain untuk pakaian dan aksesori tetap tidak berubah.
Termasuk ketentuan bahwa petenis harus mengenakan pakaian tenis yang sesuai yang hampir seluruhnya berwarna putih.
Aturan tersebut diubah untuk membuat petenis perempuan yang sedang menstruasi lebih nyaman saat bermain.
Penyelenggara Wimbledon, All England Lawn Tennis & Croquet Club (AELTC), membuat perubahan setelah berdiskusi dengan [Asosiasi Tenis Wanita] WTA, produsen pakaian dan tim medis tentang cara terbaik untuk mendukung perempuan dan anak perempuan di olahraga ini.
"Kami berkomitmen untuk mendukung para pemain dan mendengarkan feedback mereka tentang bagaimana mereka dapat melakukan yang terbaik," kata Sally Bolton, CEO AELTC.
Ditambahkan olehnya bahwa penyesuaian aturan ini diharapkan bisa membantu para petenis lebih fokus pada performa dan tak perlu khawatir dengan kekhawatiran lainnya.
Baca Juga: Seperti Wulan Guritno di Tiba Tiba Tenis, Ini 5 Rekomendasi Gaya Rambut untuk Olahraga
Sebagai informasi, Wimbledon memang salah satu kompetisi tenis yang punya aturan berpakaian yang ketat.
Adapun aturan selain berwarna putih, pakaian tenis para pemain perempuan harus ketat.
Aturan berpakaian Wimbledon yang sudah berlangsung lama mengharuskan pemain untuk mengenakan pakaian serba putih di lapangan pertandingan selama turnamen Grand Slam, tetapi kebijakan itu terus mendapat kritik dari berbagai penjuru dunia tenis.
Misalnya saja seperti sekelompok pengunjuk rasa mengenakan rok putih dan celana dalam merah untuk mendesak penyelenggara Wimbledon mengubah kebijakan tersebut, seperti melansir Washington Post.
Pakaian protes tersebut ternyata terinspirasi dari pakaian tenis yang pernah dikenakan oleh pemain asal Prancis kelahiran Rusia, Tatiana Golovin, di tahun 2007.
Kala itu, Tatiana Golovin mengenakan pakaian dalam merah selama pertandingan Wimbledon, yang memicu polemik.
Selain itu, baru-baru ini kebijakan pakaian serba putih Wimbledon juga pernah dikritik oleh petenis Billie Jean King dan Judy Murray, seorang pelatih tenis dan ibu dari bintang Inggris Andy Murray.
"Jika kamu mengenakan pakaian serba putih dan kemudian mungkin mengalami kebocoran saat bermain, saya tidak bisa memikirkan pengalaman yang lebih traumatis dari itu," kata Murray.
Baca Juga: Bertanding di Tiba Tiba Tenis, Begini Gaya Sporty Wulan Guritno dan Enzy Storia
“Ketika semua pertandingan disiarkan dan disiarkan sekarang, itu adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan. ... Namun, sangat penting juga, bahwa kami memiliki banyak perempuan di panel pengambilan keputusan, karena mereka memahami bagaimana rasanya memiliki siklus menstruasi dan mereka memahami ketakutan akan hal itu terjadi saat bermain,” tambahnya lagi.
Namun, kini dengan adanya perubahan pada aturan berpakaian Wimbledon, para petenis perempuan yang akan berkompetisi setidaknya bisa sedikit bernapas lega.
(*)