“Fashion perseveres,” ujar Svida Alisjahbana, Chairman Jakarta Fashion Week dan CEO GCM Group.
“Para desainer tidak hanya membawa karya, tapi juga optimisme. Setelah dua tahun penyelenggaraan secara virtual, kami kembali menyapa langsung para fashion enthusiasts,” lanjut Svida.
Mendapatkan Respon Positif
Panggung JFW kian inklusif dengan disertai segmentasi yang semakin tegas, ada bibit-bibit muda dari sekolah mode, desainer indie, modest, ready to wear, hingga desainer couture.
Menariknya, gelaran pekan mode ini mendapatkan respon positif dari para fashion enthusiast.
Hal ini terlihat dari capaian, 446.994.144 total impressions dan 314.686.687 total views yang diakumulasi dari berbagai aset.
Tak hanya itu saja, 8% dari digital viewers ini berasal dari luar negeri namun tetap didominasi dari Indonesia.
Sementara untuk acara offline-nya sendiri berhasil dihadiri oleh 667 ribu pengunjung.
Baca Juga: Bertajuk Woman in Rhythm, 3 Desainer Muslim Tampil di JFW 2023
“Kami juga melihat antusiasme yang semakin tinggi untuk desainer daerah atau yang mengangkat keunikan daerah. Misalnya saja, show dari Dekranasda NTT yang menarik hampir 17 ribu viewers saat disiarkan live,” ungkap Svida.
Namun untuk secara kesuluruhan, gelaran Dewi Fashion Knights menjadi fashion show yang paling disenangi, lalu disusul dengan show kolaborasi JFW dengan KOCCA Indonesia (Korean Creative Content Agency).
“Overall favorit tetap Dewi Fashion Knights dengan total impression yang nyaris mencapai satu juta, disusul dengan show persembahan kolaborasi kami dengan KOCCA Indonesia (Korea Creative Content Agency) di angka hampir 400 ribu,” papar Svida.
Dengan melihat besarnya antusiasme baik dari para desainer dan juga penikmat fashion, serta koleksi yang ditampilkan, hal ini menunjukkan bahwa industri fashion siap kembali bertumbuh.
“Industri nasional sudah siap untuk kembali menggebrak. Hal ini bahkan terlihat dari koleksi dan looks yang ditunjukkan. Potongan pakaian juga kembali terlihat lebih eksperimental dengan warna-warna urban yang mencolok. Akhirnya era lounge wear memudar - ini tanda untuk kita kembali beraktivitas, kembali menjalin kolaborasi,” tutup Svida.
(*)