2. Kamu tidak bertanya terlebih dulu soal kondisi kesehatan mental orang lain sebelum melakukan sesi curhat.
3. Kamu berbagi soal trauma dan hal-hal sulit dalam hidupmu di waktu yang tidak tepat.
Misalnya, kamu curhat soal trauma saat jam kerja atau saat pesta ulang tahun, di mana orang lain ada kepentingan lain.
4. Kamu tidak bertanya apakah lawan bicaramu nyaman saat mendengar cerita yang cukup sensitif.
5. Kamu berbagi cerita soal trauma yang cukup berat, sensitif atau hal lainnya yang seharusnya diceritakan ke profesional.
Jika kamu menyadari bahwa selama ini kamu melakukan trauma dumping pada orang lain, tandanya kini kamu harus menetapkan batas.
Solusi yang paling tepat adalah berbicara pada psikolog atau terapis profesional.
Mereka yang bekerja secara profesional dapat memberikan ruang aman bagi Kawan Puan untuk membicarakan kesulitan mental yang mungkin dialami.
Nah, Kawan Puan, itu dia tanda-tanda kamu melakukan trauma dumping yang dapat membahayakan kesehatan mental lawan bicaramu.
Baca Juga: Anak Menolak Curhat, Ini 5 Cara Kamu Bisa Membaca Pikiran Mereka
(*)