Selain itu, Ute (Lutesha) sebagai sosok anak muda indigo juga mampu menjadi penyelamat yang tidak sempurna, masih penuh dengan keraguan dan ketakutan.
Bangkitnya Kembali Film Horor Mockumentary
Film pertama Keramat menjadi salah satu film horor legendaris Indonesia karena menerapkan konsep mockumentary.
Mockumentary adalah sebuah dokumenter palsu yang menyangkan kisah fiksi dalam kemasan pengumpulan arsip bak film-film dokumentar.
Berbeda dari film pertamanya, Keramat 2 kini tak menggunakan alat handy cam dalam merekam perjalanan sekelompok anak muda ini ke Cirebon.
Mengikuti perkembangan zaman, Keramat 2: Caruban Larang menggunakan media seperti kamera vlogging hingga live Instagram dalam merekam kejadian-kejadian mistis di film ini.
Walaupun secara gambar lebih "cantik" dibandingkan mockumentary di film Keramat pertama, film ini mampu menciptakan kepercayaan dari penonton terhadap cerita yang seakan-akan benar-benar terjadi.
Rekaman dalam film Keramat 2: Caruban Larang ini masih sangat mentah, mengikuti film pertamanya, tidak ada tambahan desain suara maupun editing yang canggih.
Penonton disajikan sebuah rekaman yang seakan-akan tidak dirangkai untuk menjadi sebuah film yang layak tayang, namun itulah konsep dari mockumentary yang telah lama absen di layar bioskop Indonesia.
Bagi penggemar film Keramat (2007), film Keramat 2: Caruban Larang menjadi pengobat rindu terhadap film horor mockumentary.
Bagi penonton yang masih asing terhadap genre ini, film Keramat 2: Caruban Larang menjadi pelajaran baru soal berbagai genre film yang semakin hari semakin beragam di bioskop Indonesia.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Maura Gabrielle, Karakter Perempuan di Film Keramat 2: Caruban Larang
(*)