Prof. Aru menegaskan kalau ada perubahan pada tubuh, misalnya saja darah dalam kotoran, itu jangan dibiarkan saja.
Pasalnya, menurut Prof. Aru mungkin ada yang menganggap kalau darah dalam kotoran adalah ambeien, padahal kondisi tersebut bisa jadi juga sebagai gejala kanker kolorektal.
2. Sampel Feses yang Diambil
Untuk memeriksa feses, biasa diambil sedikit saja.
"Diambil sedikit, dimasukkan ke dalam botol obat atau plastik, kecil saja sudah mencukupi," papar Prof. Aru.
Pemeriksaan feses bisa dilakukan di laboratorium, rumah sakit, maupun layanan kesehatan yang menyediakan tes.
Prof. Aru mengungkap pemeriksaan feses itu penting karena jika ada kecurigaan mengenai kanker kolorektal bisa segera ditindak.
Menurutnya jika kanker kolorektal ditemukan dalam stadium dini, maka masih bisa disembuhkan.
"Periksakan kotoran sekali setahun, karena kanker usus besar terjadinya lama sekali," tegas Prof. Aru.
Ia juga berpesan bagi masyarakat yang mampu dan usianya sudah 50 tahun, disarankan melakukan kolonoskopi yakni prosedur mendeteksi kanker pada usus besar.
Jadi, hendaknya Kawan Puan mengikuti saran dari Prof. Aru untuk memeriksakan kotoran demi mencegah kanker kolorektal.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Minum Pagi Hari yang Bermanfaat untuk Kesehatan Usus
(*)