Thundershot bekerja menyaring sampah dengan menggunakan mesin turbin. Sampah yang tersaring akan ditampung pada sebuah wadah sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah di sungai.
“Saat ini, Thundershot masih dalam bentuk prototipe. Namun, kami berharap, alat ini memperoleh perhatian dari pemerintah agar bisa dikembangkan dan diterapkan secara nyata,” ungkap Siti.
Inovasi yang mendukung kelestarian lingkungan juga dilakukan oleh Sekolah Menengah Pertama (SMP) Astra Agro Lestari, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Adapun inovasi yang dikembangkan oleh sekolah tersebut berupa pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk diolah menjadi bio baterai, briket, dan bio polybag.
Kepala Sekolah SMP Astra Agro Lestari Ahmad Rofik mengatakan, secara geografis, SMP yang ia pimpin tersebut memang dikelilingi perkebunan kelapa sawit. Bahkan, jarak dari sekolah ke permukiman warga terdekat mencapai 12 kilometer (km).
Baca Juga: Pentingnya Pengelolaan Sampah Demi Bangun Destinasi Pariwisata Super Prioritas
“Kami melihat banyak sekali sisa-sisa sampah, seperti batok kelapa sawit, bekas produksi virgin coconut oil (VCO). Dari situlah muncul ide memanfaatkan limbah kelapa sawit menjadi bio baterai, briket, dan bio polybag,” ujarnya.
Ide tersebut, kata Ahmad, digagas oleh para siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler Peneliti Astra. Proses penelitian dan implementasi juga didukung oleh para guru, serta bekerja sama dengan pusat penelitian milik perusahaan pertanian Astra Agro Lestari.
Di tingkat sekolah dasar (SD), SD Negeri 1 Triharjo, Kabupaten Lampung Selatan, juga melakukan inovasi berupa alat pengukur kesuburan tanah.
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Triharjo Subariyah mengungkapkan, pembuatan alat dilakukan oleh para siswa dari kelas 4, 5, dan 6.