Titi Radjo Padmaja Akui Lebih Suka Pakai Kebaya Harga 75 Ribuan, Ini Alasannya

Citra Narada Putri - Jumat, 2 Desember 2022
Titi Radjo Padmaja sudah menyukai kebaya sejak SMA.
Titi Radjo Padmaja sudah menyukai kebaya sejak SMA. Dok. Instagram @titiradjopadmaja

Parapuan.co - Di antara banyaknya pihak yang sedang memomulerkan kembali kebaya agar semakin lestari, ada nama Titi Radjo Padmaja

Musisi dan aktris ini kerap membagikan gayanya mengenakan kebaya sekaligus mengajak banyak perempuan untuk bangga mengenakan kebaya.

Namun sebenarnya, kebaya bukanlah tren sesaat bagi Titi, karena ia mengaku sudah mengenakan kebaya sejak bangku Sekolah Menengah Akhir (SMA).

"Karena Mama kan suka pake kebaya dulu, aku juga punya beberapa (kebaya) punya Mama di tahun 70-an. Ngeliat mama sering pake, jadi pengen nyobain dan jadinya suka," kenang Titi saat diwawancarai PARAPUAN (2/12/2022).

Diceritakan Titi bahwa di masa remajanya banyak orang melihatnya aneh karena senang mengenakan kebaya, yang pada era tersebut sangat identik dengan pakaiannya orang tua. 

"Kalau dulu aku ngerasanya beda aja gitu, karena pada zaman dulu kebanyakan anak-anak itu sudah modernisasi, jadi mereka pake baju-baju luar gayanya gitu yah. Bukannya aku enggak pake baju luar juga, tapi aku juga sesekali pake kebaya dan aku ngerasa cantik," ceritanya.

Titi sendiri mengaku memiliki lebih dari sepuluh kebaya di rumahnya. Ada beberapa di antaranya adalah warisan dari sang ibunda.

"Masih ada kebaya dari Mama, (kebaya) brokat warna biru. Itu bagus banget sih memang, pas dipake kelihatan bagus banget," ujar Titi. 

Di sisi lain, ia juga mengaku kerap membeli kebaya dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan desain-desain yang cantik nan modis. 

Baca Juga: Ajukan Kebaya ke UNESCO, Indonesia Lebih Pilih Lewat Single Nomination

"Aku suka beli kebaya-kebaya UMKM. Kaya di Ubud, 75 ribu sampai 150 ribu, kebaya aku banyaknya itu. Karena menurutku kebaya murah itu juga bagus, sekaligus support UMKM juga," paparnya lagi. 

Titi yang mengaku sedang menyukai kebaya jadul seperti kebaya bali dan encim ini mengaku memakaikannya dengan kain dari daerah lain. 

"Kalau aku tuh pakai kebaya Bali misalnya bawahnya kain sumba, kenapa enggak?," papar Titi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Titi Radjo Padmaja (@titiradjopadmaja)

Memang, awalnya sempat ada kekhawatiran caranya memadumadankan kebaya adalah sesuatu yang salah.

Namun, untuk menjawab kekhawatirannya tersebut, Titi bertanya kepada sejumlah pihak yang mengerti kebaya, termasuk dengan Chitra Subyakto, pemilik jenama Sejauh Mata Memandang. 

"Dia (Chitra Subyakto) bilang, 'Enggak apa-apa. Pakai apa aja bawahnya sesuka kamu. Itu kan semuanya (kain) nusantara, semua Indonesia'," ceritanya lagi.

Bagi Titi, walau kebaya adalah pakaian tradisional Indonesia, namun bukan berarti harus dikenakan dengan gaya yang kuno. 

"Kebaya itu enggak harus (dipadupadankan) sama (kain) batik sih. Walau kadang ada pakem yang seperti itu, tapi kalo aku lebih penting gimana anak-anak muda mau pake kebaya tanpa harus banyak aturan atau pakem yang kurang fleksibel," ujarnya. 

Baca Juga: Bukan Hanya Milik Indonesia, Kebaya Adalah Ikon Mode Asia Tenggara

Menurut perempuan kelahiran 10 Februari 1981, jauh lebih penting untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kebaya yang sesuai dengan gaya masing-masing orang. 

"Bisa pakai jeans, pakai apapun yang mereka suka. Yang penting mereka mau dulu. Ketika mereka suka, maka mereka akan mencari tahu (kebaya). Jadi menurut aku fleksibel aja," ceritanya.

Menurut Titi, kini yang lebih penting adalah untuk fokus mengajak perempuan Indonesia agar lebih berbangga mengenakan kebaya dalam kehidupan sehari-hari. 

"Supaya itu (kebaya) melekat banget sama kita dan kita tidak meninggalkan budaya kita," harap Titi.

"Jangan sampai kita sampe lupa punya kebaya. Dengan kita pakai kebaya kita bisa meneruskan ke anak cucu kita, supaya mereka tahu," tambahnya.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Menolak Jadi Korban: Bela Diri Bentuk Perlawanan Perempuan terhadap Kekerasan