Koordinator keintiman juga bisa berperan dalam praproduksi dengan merencanakan jenis sentuhan dan pemaparan batasan yang penting dipatuhi aktor.
Koordinator keintiman telah ada di dunia teater selama beberapa dekade.
Namun, peran tersebut baru dipopulerkan untuk film dan televisi setelah kasus pelecehan seksual Harvey Weinstein pada 2017.
Momen tersebut menjadikan Hollywood sebagai titik fokus gerakan #MeToo yang diinisiasi oleh Tarana Burke.
Tayangan pertama di Hollywood yang mengumumkan penempatan koordinator keintiman adalah The Deuce, tentang pekerja seks Kota New York yang rilis pada 2018.
Di Indonesia sendiri, intimacy coordinator biasanya menjadi pekerjaan rangkap yang dilakukan oleh acting coach.
Secara terbuka, Gina S. Noer mengenalkan pekerjaan intimacy coach ini beserta pentingnya peran tersebut untuk membentuk ruang aman di industri film.
Berkembangkan kemajuan teknologi dan modernisasi membuat penonton film Indonesia semakin terbuka dengan adegan intim dalam film atau serial.
Peran koordinator keintiman pun menjadi semakin relevan dan dibutuhkan, seperti yang sudah diterapkan oleh film Like & Share.
Setelah Like & Share, diharapkan industri film Indonesia semakin memprioritaskan ruang aman bagi pemain dan kru, salah satunya dengan memanfaatkan intimacy coordinator.
Kawan Puan dapat menyaksikan hasil karya sutradara perempuan Gina S. Noer dan tim produksinya dalam film Like & Share yang tayang besok di bioskop.
Baca Juga: Cerita Aurora Ribero Perankan Karakter Perempuan di Film Like & Share
(*)