"Hal ini dilakukan untuk memupuk kemampuan berpikir kritis dan kemampuan mengecek fakta di tingkat hilir, di mana pembaca dan konsumen biasanya menemukan banyak informasi yang meragukan," imbuhnya.
Randy juga menjelaskan, "Kami juga mencoba mengatasi masalah misinformasi dan disinformasi ini di tingkat hulu dan berharap para peneliti dan partner di Safer Internet Lab dapat membuat laporan dan menciptakan solusi potensial."
Menurutnya, dengan begitu Google dapat membantu para pembuat kebijakan serta pengecek fakta untuk memahami bagaimana dan dari mana sumber masalah ini agar kepercayaan publik tetap terjaga.
Pengumuman tersebut disampaikan dalam acara Google for Indonesia yang dilakukan secara tatap muka untuk pertama kalinya sejak tahun 2019 lalu lantaran pandemi Covid-19.
Dalam acara tahunan yang kini memasuki tahun ketujuh, Google juga merilis laporan baru tentang kontribusi YouTube terhadap perekonomian Indonesia.
Di antaranya kontribusi dalam menumbuhkan ekonomi kreatif Indonesia, di mana YouTube menjadi rumah bagi pewirausaha maupun kreator konten.
Masyarakat di Indonesia juga banyak memanfaatkan YouTube untuk mencari video pelatihan keterampilan yang bisa ditonton gratis oleh pengguna.
Mudah-mudahan dengan adanya pendanaan di atas, misinformasi menjelang pemilu 2024 dapat diminimalkan sehingga setiap prosesnya pun berjalan lancar.
Baca Juga: CEO dan Co-Founder Krealogi Ikuti Pelatihan Women Founders Academy dari Google
(*)