Pelaku Usaha di Malang Ajak Perempuan Berdaya Lewat Kelas Merajut Gratis

Arintha Widya - Minggu, 11 Desember 2022
Pelatihan merajut dari pelaku UKM di Malang untuk memberdayakan perempuan.
Pelatihan merajut dari pelaku UKM di Malang untuk memberdayakan perempuan. Dok. K'mea Craft

Parapuan.co - Kawan Puan, usaha kecil juga bisa berdaya dan melakukan tanggung jawab sosial untuk masyarakat, khususnya perempuan.

Misalnya seperti yang dilakukan oleh K'mea Craft, salah satu UKM (Usaha Kecil Menengah) asal Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Belum lama ini melalui program merajut yang bertajuk "Merajut Peluang Menggapai Daya", K'mea Craft mengajak perempuan untuk lebih berdaya.

K'mea (Kreasi Maksimal Eliza Agustina) Craft adalah UKM yang didirikan oleh Liza Agustina (43 tahun) dengan misi agar bisa berguna dan berdaya bagi orang lain.

Melaui program yang dibuatnya lewat K'mea, Liza ingin berbagi keterampilan sekaligus mencetak pengrajut-pengrajut baru yang berpotensi menjalin relasi kemitraan pengrajin rajut.

Sebagaimana dalam press rilis yang diterima PARAPUAN, mereka nantinya diharapkan mampu menjadi jaringan kemitraan usaha yang saling menguntungkan kedepannya.

Eliza berharap selain dapat membagikan kemampuannya kepada orang banyak, pelatihan ini bertujuan untuk memecahkan problematika yang dihadapi pengusaha rajut yaitu sumber daya manusia.

Progam ini juga terinspirasi dari pengalamannya di masa pendemi, di mana banyak pengusaha kecil menengah terpuruk.

Ia kemudian mengubah krisis melalui jari-jarinya menjadi sebuah peluang dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Kemenkop UKM, GoFood Hadirkan Mitra UMKM di KTT G20

Eliza sendiri termasuk pengusaha yang juga mengalami kondisi sulit menghadapi banyaknya pembatasan pergerakan usaha selama pandemi dua tahun terakhir.

Berawal dari mencoba berjualan masker yang saat itu sedang dibutuhkan, Liza melihat peluang untuk membuat konektor masker bagi perempuan berhijab.

Dengan keahliannya dalam merajut, ia menciptakan beraneka ragam dan variasi konektor dari hasil sulam tangannya.

Di luar dugaan, peminat konektor rajut buatannya semakin hari semakin tinggi sampai-sampai ia kewalahan dalam membuatnya.

Tak hanya soal perjuangannya memulai usaha, Liza juga menceritakan peluang dan kendala yang dihadapi pengrajut di tanah air.

Menurutnya, orang Indonesia jarang yang menyukai merajut dan hasil kerajinan tangan.

Ia menambahkan, ada pasar yang baik untuk barang-barang hasil rajutan di pasar luar negeri, namun kendalanya adalah pada sumber daya manusia.

Jika pengrajin sudah mampu menembus pasar luar negeri, pengrajin harus sudah siap dengan kualitas dan harus mampu menyiapkan produksi dalam jumlah besar dengan waktu yang ditentukan.

Hal inilah yang mendorong K'mea Craft membuka kelas daring yang terjangkau, bahkan bisa dibilang gratis karena peserta hanya mengganti biaya bahan dan ongkos kirim senilai Rp50.000.

Liza sengaja memilih kelas online lantaran mampu membuka peluang jaringan dari seluruh daerah dan tidak terbatas hanya pada Malang Raya saja.

Walaupun, tentu saja Liza masih banyak menemui kendala yang dihadapi ketika menggelar pelatihan secara online.

Sementara itu untuk kelas daring pertama, peserta pelatihan dibatasi 10 orang agar efektif dan diikuti kebanyakan dari yang berdomisili di Jabodetabek.

K'mea Craft berharap, pelatihan tidak berhenti hanya dari kelas online saja dan dapat menjadi sebuah jaringan kerja sama sehingga mampu menjawab kebutuhan pasar yang lebih luas.

Keren ya, Kawan Puan? Jika tertarik, kamu bisa mengakses kanal YouTube @ElizaAgustinaKMeA terlebih dulu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Baca Juga: Lokakarya Bisnis bagi Pelaku UKM untuk Tingkatkan Literasi Digital

(*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru