2. Memberikan Tanggapan secara Afirmatif sebagai Pendengar
Keterbukaan haruslah melibatkan kedua belah pihak agar bisa mencapai keintiman dalam hubungan pernikahan yang lebih baik.
Pihak yang membuka diri haruslah mendapatkan respons afirmatif dari pihak yang mendengarkan keluh kesah tadi.
Respons yang afirmatif menunjukkan bahwa pihak pendengar mendukung dan/atau memahami apa yang disampaikan oleh pihak yang bercerita.
Untuk menjadi orang yang responsif terhadap pasangan, tentulah kamu harus lebih peka.
Dengan begitu, pasangan tidak merasa diabaikan, konflik bisa diatasi, dan kurangnya keintiman dalam pernikahan dapat diperbaiki.
3. Jika Masalahnya adalah Keintiman Fisik
Apabila keintiman fisik yang berkurang, coba bicarakan dengan pasangan tentang keinginanmu untuk meningkatkan hubungan di sisi ini.
Lagi pula setelah menjadi pasangan suami istri, hal-hal seperti kebutuhan akan keintiman fisik sudah bukan sesuatu yang tabu lagi untuk dibicarakan.
Maka itu, kamu harus jujur tentang kebutuhan ini mengingat keintiman fisik juga membuat kamu dan pasangan terhubung secara emosional.
Nah, Kawan Puan sudah paham kan bagaimana memperbaiki kurangnya keintiman dalam pernikahan?
Semoga informasi di atas berguna, ya!
Baca Juga: 4 Kebiasaan Suami yang Tidak Disukai Istri saat Hubungan Intim, Apa Saja?
(*)