Parapuan.co - Umat Katolik di seluruh dunia dikejutkan dan bersedih dengan kabar meninggalnya Paus Benediktus XVI pada Sabtu (31/12/2022).
Meski kini sudah tiada, hidup Paus Benediktus XVI pun sangat menarik, termasuk sepatu merah yang menjadi gaya fashion pribadinya.
Bukan sekadar alas kaki, sepatu merah yang sering digunakan oleh Paus Benediktus XVI punya fakta mendalam, Kawan Puan.
Dilansir dari The Washington Post, berikut arti dari sepatu merah Paus Benediktus XVI yang sangat mendalam:
Sepatu merah sebagai pengingat darah Yesus ketika disalibkan.
Umat Nasrani percaya bahwa Yesus rela wafat disalib untuk menebus dosa umat manusia, sehingga sepatu merah Paus Benediktus XVI sebagai pengingat.
Tak hanya itu, ada pula yang percaya bahwa sepatu merah sebagai darah para martir Katolik.
Martir artinya seseorang yang wafat karena mempertahankan iman dan kepercayaannya kepada Yesus.
Baca Juga: Kenali Penyebab Stroke Hemoragik, Penyakit yang Pernah Diderita Paus Benediktus XVI
Selain digunakan Paus Benediktus XVI, sepatu berwarna merah juga dulunya dipakai oleh raja-raja kuno sebagai simbol status.
Pembuat Sepatu Paus Benediktus XVI
Mengutip dari Catholic News Agency, sepatu yang digunakan oleh Paus Benediktus XVI selama masa kepausannya ialah Adriano Stefanelli dan Antonio Arellano.
Adriano Stefanelli merupakan seorang pengrajin sepatu asal Italia yang tak hanya membuat sepatu untuk Paus Benediktus XVI saja, tapi juga pemimpin lainnya.
Beberapa pemimpin yang sepatunya dibuat oleh Adriano Stefanelli ialah:
- St. Yohanes Paulus II.
- Barack Obama.
- George W. Bush.
Pengrajin lainnya yakni Antonio Arellano berasal dari Trujillo, Peru, dan akhirnya pindah ke Roma pada tahun 1990 untuk membuka bengkel sepatu di Vatikan.
Arellano mengungkap bahwa sepatu Paus Benediktus XVI itu berukuran 42.
Ia mengaku memberikan paus baru sepasang sepatu merah selama audiensi umum di Vatikan.
"Ketika kami sampai di sana untuk menyambutnya, paus mengenali saya, tersenyum, dan berkata, 'Ini pembuat sepatu saya.' Itu adalah momen yang luar biasa, karena dia membuatmu merasa penting," kenang Arellano.
Baca Juga: Paus Benediktus XVI Meninggal Dunia, Ini Perjalanannya sebagai Pemimpin Gereja Katolik Roma
(*)