Menkes: Kasus Subvarian Covid-19 BF.7 Rendah Sebab Imunitas Masyarakat Indonesia Kuat

Anna Maria Anggita - Rabu, 4 Januari 2023
Masyarakat Indonesia punya imunitas tubuh bagus sehingga bisa melawan subvarian Covid-19 BF.7
Masyarakat Indonesia punya imunitas tubuh bagus sehingga bisa melawan subvarian Covid-19 BF.7 BlackJack3D

Parapuan.co - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, melaporkan adanya Covid-19 subvarian Omicron BF.7 sudah masuk ke Indonesia, bahkan sudah mencapai 15 kasus.

Diketahui, BF.7 merupakan subvarian Covid-19 yang mendominasi di China dan sudah ada di Indonesia. Meski ada kasusnya di Indonesia, namun kenaikannya kecil.

"BF.7 ini sudah kita lihat di Indonesia sudah ada, kenaikannya itu kecil sekali, 15 kasusnya," kata Budi di Jakarta, Kamis (29/12/2022), dikutip dari Kompas.com.

Budi menambahkan Indonesia telah melewati masa puncak kasus subvarian Omicron sebelumnya yaitu BA.5 dan BA.2.75.

Tak hanya itu, subvarian BQ.1 dan XBB pun sudah melewati puncaknya, dengan begitu kasus Covid-19 di Indonesia pun cenderung landai.

Imunitas Tubuh Mampu Melawan Subvarian Baru Covid-19

Dilansir dari Kompas.com, Selasa, (3/1/2022), Budi mengungkap imunitas masyarakat Tanah Air lebih baik dibandingkan China.

Pasalnya, imunitas masyarakat Indonesia terbentuk dari kombinasi vaksinasi dan infeksi yang terjadi secara alami.

Dengan begitu, ketika ada subvarian baru Covid-19 muncul, antibodi dalam tubuh sudah mampu melawan virus.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 untuk Anak 6 Bulan hingga 11 Tahun, Begini Cara Mendapatkannya

 

Alhasil di Indonesia tidak terjadi kenaikan kasus Covid-19 seperti yang dialami China.

Bahkan Budi menegaskan kalau imunitas masyarakat semakin kuat, tercermin dari tidak adanya kenaikan kasus dalam 10 bulan terakhir.

"Alhamdulillah dibandingkan banyak negara, 10 bulan terakhir tidak ada lonjakan kasus yang berarti. Negara-negara di Eropa, di Asia seperti Jepang, Singapura, malahan China mengalami lonjakan kasus," terang Budi.

Tak hanya karena imunitas yang tinggi, penyebab tidak adanya kenaikan kasus dalam negeri itu dipengaruhi pula dari identifikasi mutasi virus Sars Cov-2.

Gejala yang Dialami Pasien BF.7

Berdasarkan informasi dari Kompas.com, Jumat, (30/12/2022), Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, menyatakan kalau ada berbagai gejala yang dialami pasien subvarian BF.7 yakni:

- Batuk

- Demam

- Pilek

- Sakit tenggorokan.

Di sisi lain, sebagian pasien juga mengalami anosmia atau sulit mencium bau, bahkan ada pula yang merasakan nyeri perut, mual, serta muntah.

Meski berbagai gejala tersebut dialami, namun dengan menjalankan isolasi mandiri (isoman), Nadia mengungkap semua kasus tersebut dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 6 Bulan Sampai 11 Tahun, Segini Dosisnya

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja