Tak Disangka, Adegan Kekerasan di Drakor The Glory Ternyata Kisah Nyata

Parapuan.co - Mengangkat cerita tentang korban bullying dan kekerasan di sekolah, The Glory menjadi salah satu drama Korea populer.

The Glory sendiri merupakan drama Korea yang ditulis oleh Kim Eun Sook dan disutradarai oleh An Gil Ho.

Tak hanya itu, drakor The Glory semakin mencuri perhatian karena menampilkan aktris ternama Song Hye Kyo.

Belakangan, beberapa adegan kekerasan dalam drakor The Glory menuai banyak kritikan penonton.

Dalam episode yang tayang pada 30 Desember 2022, Moon Dong Eun muda yang diperankan oleh Jung Ji So diserang oleh temannya-temannya Park Yeon Jin (Shin Ye Eun), Jeon Je Joon (Song Byung Keun), Lee Sa Ra (Bae Kang Hee), Choi Hye Jung (Song Ji Woo) dan Son Myung Ho (Seo Woo Hyun).

Pada agedan tersebut, teman-teman Moon Dong Eun tengah melakukan kekerasan di sekolah dengan membakar lengannya menggunakan pengeriting rambut.

Melihat adegan tersebut, tak sedikit penonton yang dibuat ngeri.

Setelah adegan tersebut ditayangkan, para penonton sontak membicarakan drama ini.

Melansir dari AllKpop, penonton dan pengguna komunitas online di Korea Selatan memuji para pemeran dan kemampuan akting mereka.

Tak sampai disitu, mereka juga ikut merasa geram atas kejamnya adegan tersebut.

Tak disangka, ternyata adegan kekerasan tersebut merupakan kejadian kisah nyata yang terjadi pada tahun 2006.

Seorang siswi berinisial J yang tengah menempuh pendidikan di sekolah menengah perempuan di Cheongju pada saat itu diserang oleh sekelompok teman sekolah yang dipimpin oleh K.

Pada suatu hari, K dengan sengaja membakar lengan J dengan setrika rambut, mencakar dada J dengan jepit rambut, dan mencuri uang J karena datang terlambat saat K memanggilnya.

Hingga pada akhirnya, Distrik Cheongju mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pelaku, K.

Atas kejadian tersebut, tak sedikit netizen Korea Selatan yang memberikan komentar.

"Jika adegan itu benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata, itu mengerikan."

"Akhir-akhir ini bahkan lebih menakutkan."

"Saya sangat terkejut bahwa adegan intimidasi didasarkan pada peristiwa nyata."

(*)