Parapuan.co - Mainan lato-lato sebenarnya pernah populer di tahun 70-an hingga 90-an di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan, sejumlah negara kala itu pernah melarang mainan lato-lato karena dianggap berbahaya bagi anak-anak.
Ini karena mainan lato-lato terbuat dari bahan yang keras, sehingga dikhawatirkan menimbulkan cedera jika terkena ke bagian tubuh anak.
Meski dinilai berbahaya, mainan jenis ini rupanya dapat pula memberikan manfaat lho, Kawan Puan.
Hal tersebut diungkap oleh Psikolog Klinis Anak Universitas Indonesia (UI), Efriyani Djuwita.
Melansir Kompas.com, Efriyani Djuwita menyebut bahwa mainan lato-lato dapat menimbulkan emosi positif bagi seseorang, terlebih pada anak-anak.
Ini disebabkan karena permainan lato-lato menimbulkan rasa penasaran dan memacu diri anak untuk menguasai tekniknya.
Pada akhirnya setelah bisa memainkan lato-lato, anak akan senang karena sudah berhasil.
"Tren di masyarakat mengenai permainan ini, mampu menambah rasa penasaran dan ingin mencoba," ungkap Efriyani.
Baca Juga: Ada Lato-Lato, 4 Jenis Mainan Berikut Ternyata Bahaya bagi Anak-Anak
Teknik permainan ini juga melibatkan fisik dan motorik, sehingga keterampilan anak bisa berkembang.
"Karena permainan ini melibatkan keterampilan motorik dan fisik, maka anak dapat terlatih dalam aspek perkembangan tersebut," kata Efriyani.
"Dalam permainan ini, kontrol gerakan motorik tangan juga berperan sehingga gerakan lato-latonya bisa berhasil," imbuhnya.
Sementara itu dari aspek sosial, mainan ini membantu mengembalikan interaksi sosial anak yang beberapa tahun belakangan berkurang karena sibuk memainkan gawai atau game di ponsel.
Selain itu, memainkan lato-lato juga membangkitkan sense kompetisi pada diri anak.
Hanya saja, diperlukan peran aktif orang tua untuk mendampingi buah hati bermain lato-lato.
Lebih dari itu, alangkah baiknya jika orang tua menemani dan bermain lato-lato bersama anak.
"Di sini, orang tua bisa menjadi play leader dan kemudian secara perlahan membiarkan anak melakukan trial and error dan bermain dengan caranya," terang Efriyani.
Efriyani juga menyarankan agar orang tua memberikan aturan kapan permainan ini dimainkan, sehingga anak tidak perlu membawanya saat ke sekolah supaya tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Meski anak plus minusnya, keputusan apakah anak boleh memainkan lato-lato atau tidak tetap ada di tanganmu sebagai orang tua ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Menurut Pakar, Ini 5 Alasan Anak Tidak Perlu Dibelikan Banyak Mainan
(*)